Presentasi dan Diskusi Penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019: Rahmad Azhar Hutomo

1
2

JAKARTA - Jumat, 24 Mei 2019 terlihat mahasiswa/i, fotografer, dan pewarta foto meramaikan Perpustakaan Erasmus Huis untuk menyaksikan presentasi foto dan diskusi bersama penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019, Rahmad Azhar Hutomo (Fotografer National Geographic Indonesia & PPG 2017). Pada kesempatan ini, Azhar menceritakan pengalamannya mengunjungi Belanda selama 18 hari, termasuk kesempatan untuk mengunjungi World Press Photo Awarding Days. Setelah itu, Azhar mempresentasikan karya foto bercerita berjudul The Black Works yang ia kerjakan selama kunjungannya tersebut. Dalam penyusunan foto bercerita tersebut, Azhar mendapatkan bimbingan dari Clement Saccomani (Managing Director NOOR) dan Kadir van Lohuizen (NOOR Image).

The Black Works karya Rahmad Azhar Hutomo ini menceritakan tentang buruh migran Indonesia yang bekerja secara ilegal, tanpa dokumen resmi, di Belanda. Dalam proses penyusunan foto berceritanya ini, Azhar bertemu dengan Bapak Edy, korban penipuan agen pencari kerja yang menjanjikan memberikan pekerjaan di Eropa, yang pada akhirnya memaksa pak Edy untuk bekerja secara ilegal di Belanda. Azhar mengunjungi Amsterdam selama dua minggu, pada minggu pertama ia habiskan untuk mencari narasumber yang bersedia difoto, ia bertemu dengan pak Edy pada hari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Den Haag. Minggu Azhar gunakan untuk mengeksekusi rancangan konsep photo story-nya. Pada akhir kunjungan, Azhar menyelesaikan sebuah foto bercerita yang terdiri dari 24 foto dalam balutan hitam-putih.

"Saya mengambil foto dalam hitam putih karena buruh ilegal di sana dikenal dengan sebutan "Black" maka saya memilih untuk memotret dalam hitam putih"

Presentasi dan Diskusi Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 dihadiri pula oleh Ibu Yolande Melsert (Direktur Erasmus Huis), Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis), Ibu Cika Andayani dan Bapak Adi Yudistira (PermataBank), Bapak Wilson Gunawan (Leica Store Indonesia), dan Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute). Presentasi dan Diskusi Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam ini sekaligus mengakhiri program Permata PhotoJournalist Grant 2018 - Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019. Sampai jumpa tahun depan dalam Permata PhotoJournalist Grant 2019 - Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2020!

3
4

(Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto)


Presentasi & Diskusi Foto Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 | 24 Mei 2019

EH Fellowship to Amsterdam Presentation

PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan

Presentasi & Diskusi Foto
ERASMUS HUIS FELLOWSHIP TO AMSTERDAM 2019

Pembicara:
Rahmad Azhar Hutomo (Fotografer National Geographic Indonesia)

Jumat, 24 Mei 2019
16:00-18:00 WIB

Erasmus Huis
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Jakarta 12950

Informasi dan pertanyaan
Lisna (0852 1556 5835)
info@pannafoto.org

www.permata-photojournalistgrant.org


 

PermataBank and Erasmus Huis presents

Photo Presentation & Discussion
ERASMUS HUIS FELLOWSHIP TO AMSTERDAM 2019

Speaker:
Rahmad Azhar Hutomo (National Geographic Indonesia Photographer)

Friday, 24 May 2019
4 – 6 PM

Erasmus Huis
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. S-3, Jakarta 12950

Further information
Lisna (0852 1556 5835)
info@pannafoto.org

www.permata-photojournalistgrant.org


Pembukaan Pameran Foto DIVERSITY di WTC 2 Sudirman

PPG WTC 2_dok 1
PPG WTC 2_dok 2
PPG WTC 2_dok 3

Photo story karya peserta penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018 kembali dipamerkan, kali ini teman-teman dapat menikmati karya-karya tersebut di Lobby Area World Trade Center (WTC) 2 Sudirman, Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31, Jakarta 12920 dan akan berlangsung hingga 17 Mei 2019. Pembukaan Pameran berlangsung pada hari Senin, 29 April 2019, dihadiri oleh Ibu Dhien Tjahajani (Director PermataBank), Bapak Syahzan Kudus (General Manager PT Jakarta Land), (Bapak Winata Siddarta (Deputy General Manager PT Jakarta Land), Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute), Bapak Sinartus Sosrodjojo (Advisor PannaFoto Institute), serta Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia). Sementara itu, Hendra Eka (fotografer Jawa Pos) dan Muhammad Hidayat (fotografer TEMPO) juga turut hadir, mewakili fotografer penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018.

(Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto)


Pameran Foto DIVERSITY di WTC 2 Sudirman | 29 April - 17 Mei 2019

PPG WTC 2

PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan

Pameran Foto
“DIVERSITY”

Karya Pewarta Foto Penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018

Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id)
Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas)
Aprillio Akbar (Antara Foto)
Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas)
Denty Piawai Nastitie (Kompas)
Helmi Afandi Abd (kumparan.com)
Hendra Eka (Jawa Pos)
Muhammad Hidayat (TEMPO)
Putra Muhamad Akbar (Republika)

Pembukaan Pameran
Senin, 29 April 2019
Pukul 18:30 WIB

Pameran
29 April-17 Mei 2018

World Trade Center 2 Sudirman, Lobby Area
Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31, Jakarta 12920

www.permata-photojournalistgrant.org

Didukung oleh:
PannaFoto Institute, Leica Store Indonesia, PT Suburmitra Grafistama, PT Surya Palacejaya, Mitragrafia, PT Jakarta Land, dan ISA Art Advisory


Karya Terbaik PPG 2018: Fragmen Papua karya Albertus Vembrianto

Albertus Vembrianto_Fragmen Papua_diptych_01
Albertus Vembrianto_Fragmen Papua_diptych_02
Albertus Vembrianto_Fragmen Papua_diptych_03

FRAGMEN PAPUA karya Albertus Vembrianto

DISKRIMINASI DAN KEKERASAN TERHADAP ORANG PAPUA SELALU BERULANG.

“Saat yang ditembak bukan orang Papua, media arus utama ramai memberitakan. Beda saat orang Papua yang meninggal akibat aksi kekerasan aparat keamanan, hampir tak ada media di Jakarta yang memberitakan,” kata Ambrosius Mulaid (24 tahun), mahasiswa asal Lembah Baliem, Papua di Jakarta, menuturkan pengalaman diskriminasi orang Papua terkait peristiwa di Kabupaten Nduga, Papua.

Awal Desember, sejumlah media arus utama di Jakarta memberitakan 31 pekerja Trans-Papua dibunuh kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua. Selang empat hari ada ralat bahwa jumlah pekerja Trans-Papua yang tewas sebetulnya 16 orang. Ada juga media yang memberitakan jumlah korban sebenarnya 19 orang.

Jarak geografis dan ketidaktahuan tentang konteks Papua membuat media di Jakarta cenderung memakai aparat keamanan sebagai sumber informasi. Alasan lain, peliputan di Papua perlu biaya operasional besar dan pemerintah melakukan pembatasan bagi jurnalis asing melalui prosedur clearing house.

Masalah serius terkait akses informasi di Papua juga dihadapi jurnalis di Papua. Mulai gangguan seperti suap, intimidasi maupun kekerasan dari aparat, pejabat publik, masyarakat, aktivis pro-NKRI dan aktivis pro-kemerdekaan, saat meliput isu yang peka. Malahan, jurnalis yang meliput tentang ketidakpuasan orang Papua terhadap keadaan sosial dan politik di Papua maupun pelanggaran oleh aparat keamanan negara akan diawasi dan dimata-matai. Alhasil liputan yang kritis, terverifikasi, dan mendalam soal beragamnya perkembangan Papua amat minim.

“Orang di sini sering tanya, apa ada mall di Papua? Ada mobil tidak? Apa orang Papua masih pakai koteka?” cerita Rosa Kamiroki (22 tahun), mahasiswa asal Nabire di Jakarta. Bukan mengada-ada jika Papua dianggap sebagai kawasan dengan peradaban primitif. Kenyataan bahwa strategi pembangunan yang diterapkan di Papua justru membuat orang Papua menjadi minoritas dan tersingkir di tanah sendiri, malah tak pernah diketahui publik. Apakah pembangunan infrastruktur seperti jalan Trans-Papua, merupakan jalan keluar permasalahan di Papua?

Pembangunan infrastruktur jalan Trans-Papua justru menuai banyak insiden penembakan. Peristiwa awal Desember 2018 di Nduga, Papua itu bukan kali pertama. Proyek Trans-Papua yang direncanakan sejak masa Presiden Habibie justru memicu rangkaian kekerasan di Papua. Bagi orang Papua, jalan Trans-Papua bukanlah infrastruktur untuk orang Papua, melainkan infrastruktur militer, peluang investasi bagi pendatang dan ancaman eksploitasi hutan maupun kekayaan alam Papua.

(Foto dan teks oleh Albertus Vembrianto)

--

Karya Fragmen Papua oleh Albertus Vembrianto ini menerima Best Work of PPG 2018 dan mendapatkan kamera Leica Typ TL dan Lensa 18mm yang dipersembahkan oleh Leica Store Indonesia. Karya selengkapnya saat ini karya tersebut tengah dipamerkan dalam Pameran Foto DIVERSITY di Erasmus Huis yang berlangsung hingga 12 April mendatang.

Pameran Foto DIVERSITY menampilkan karya pewarta foto penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018, sebuah program yang didedikasikan bagi pengembangan keterampilan pewarta foto muda Indonesia berupa pelatihan fotografi dan grant untuk mengembangkan proyek foto bertutur (photo story) yang dipersembahkan oleh PermataBank dan Erasmus Huis, bekerja sama dengan PannaFoto Institute.


Diskusi Karya Pameran Foto DIVERSITY | 21 Maret 2019

PPG 2018 - DIskusi Pameran

Mentor Permata PhotoJournalist Grant 2018, Yoppy Pieter mendampingi perwakilan penerima PPG 2018: Aprillio Akbar (Antara Foto), Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas), Denty Piawai Nastitie (Kompas), dan Hendra Eka (Jawa Pos) dalam sebuah Diskusi Karya Pameran Foto DIVERSITY yang berlangsung di Erasmus Huis pada 21 Maret 2019. Sementara kelima peserta PPG 2018 lainnya; Helmi Afandi Abd (kumparan.com), Muhammad Hidayat (TEMPO), Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas), Putra Muhamad Akbar (Republika), dan Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id) terlihat menempati kursi baris depan penonton. Dalam kesempatan diskusi ini, para pewarta foto ini menceritakan proses kreatif dalam pembuatan karya-karya mereka yang bertema Diversity yang saat ini sedang dipamerkan.

Diskusi mengambil tempat di Exhibition Room, di tengah karya-karya para peserta PPG 2018 tersebut dan dihadiri pula oleh Ibu Cika Andayani dan Bapak Adi Yudistira perwakilan dari PermataBank, Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis), dan Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia).

Pada kesempatan ini terdengar para peserta membagikan pelajaran yang mereka dapatkan selama mengerjakan proyek foto mereka, serta harapan atas photo story tersebut.

“Saya mendapatkan banyak pelajaran berharga untuk pribadi saya; lebih sabar, welas asih, harus semakin menghargai sesama” Hendra Eka (Jawa Pos) yang telah menyelesaikan sebuah photo story berjudul Silent Fight.

“Yang saya pelajari dari proyek ini adalah bagaimana menumbuhkan rasa percaya seseorang,” ujar Putra Muhamad Akbar (Republika) yang menyelesaikan sebuah photo story berjudul Finding Home, tentang kisah pengungsi Hazara di Indonesia. Ia mengaku perlu beberapa waktu sebelum akhirnya mendapat kepercayaan dan memotret para pengungsi asal Afghanistan. “Subyek foto saya memiliki trauma terhadap media dan pemberitaan oleh media, mereka khawatir publikasi yang dilakukan oleh media dapat membahayakan keberadaan mereka.”

Sementara Aprillio Akbar (Antara Foto) menceritakan rencana dan harapannya atas karyanya yang berjudul Resilient,

“Saya ingin melanjutkan proyek foto Resilient dan menjadikannya buku foto. Misi saya melalui photo story ini, saya ingin kisah ini dibaca lebih banyak orang sekaligus menunjukkan ke pemerintahan bahwa selain hukum, pendidikan dapat dijadikan alternatif solusi untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga.”

(Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto)


Penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019, Rahmad Azhar Hutomo

Penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019: Rahmad Azhar Hutomo

Rahmad Azhar Hutomo (kanan) penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 bersama Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis) (kiri)
Rahmad Azhar Hutomo (kanan) penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 bersama Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis) (kiri)

Rangkaian program Permata PhotoJournalist Grant - Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam menawarkan beragam kesempatan bagi pewarta foto untuk mengembangkan kualitas pewarta foto di Indonesia. Mulai dari pelatihan fotografi, workshop intensif, pelatihan trainers, hingga kunjungan kerja ke Amsterdam, Belanda. Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam, program yang didedikasikan khusus bagi alumni program Permata PhotoJournalist Grant, memberikan kesempatan untuk mengunjungi Belanda, mengerjakan photo story dibawah bimbingan fotografer NOOR, Kadir van Lohuizen, serta menghadiri ajang bergengsi World Press Photo Awarding Days.

Program Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam telah mengirimkan lima alumni PPG selama lima tahun terakhir. Pada tahun keenam ini, alumni PPG yang mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Belanda adalah Rahmad Azhar Hutomo (Fotografer National Geographic Indonesia & Alumni PPG 2017). Kami menghubungi Azhar untuk berbincang dengan terpilihnya dalam program ini serta persiapan keberangkatan:

Bagaimana rasanya terpilih untuk menerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019?
Senang dan lega. Lega, setelah penantian kurang lebih satu bulan. Senang karena ini akan menjadi pengalaman pertama melancong ke luar negeri. Saat pengumuman, saya tak menduga nama dan wajah saya terpampang di layar besar auditorium Erasmus Huis sebagai fellow terpilih.

Adakah yang menjadi motivasi untuk mengikuti Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam?
Tiga tahun lalu saya membuat liputan tentang Dwi Prasetya, penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam tahun 2016. Saat itu saya menerima oleh-oleh cerita foto tentang ganja yang legal di Belanda. Dari obrolan dengan Dwi Prasetya itu saya jadi ingin mencoba maka saya mendaftarkan diri untuk mengikuti program PPG baru kemudian mendaftar untuk mengikuti program Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam.

Saat masih menjadi peserta PPG 2017, dalam hati saya berjanji untuk mengikuti program Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam tahun depan guna memperdalam kemampuan bercerita melalui visual story telling.

Selama kunjungan ke Belanda nanti Azhar harus membuat sebuah photo story. Bisa ceritakan photo story apa yang akan dibuat?
Selama kurang lebih satu Minggu di Belanda saya akan fokus memotret kisah buruh migran tak berdokumen (Undocumented Migrant Worker) yang berasal dari Indonesia. Beberapa buruh migran ini merupakan korban penipuan akan iming-iming bekerja di Belanda dengan penghasilan yang muluk.

Para buruh migran ini sangat rentan terkena eksploitasi dalam bekerja, karena mereka tidak memiliki dokumen yang legal dan di saat yang sama kerap harus berpindah-pindah tempat tinggal. Saya akan merekam sebagian kehidupan para buruh migran ini, ibarat seorang yang gerilya dalam medan pertempuran. Mereka bekerja dalam bayang-bayang resiko dimanapun mereka berada.

Bulan April 2019 menjadi bulan pesta demokrasi bagi Warga Negara Indonesia dimanapun, termasuk di Belanda, untuk memilih presiden dan wakilnya. Saya penasaran apakah buruh migran tak berdokumen ini tetap diakui identitasnya sebagai warga Indonesia yang ada di Belanda? Sehingga mereka tetap bisa berpartisipasi dalam pesta demokrasi tersebut.

Untuk persiapannya sendiri bagaimana?
Untuk persiapan, sejak bulan Februari lalu saya sudah mengontak tetangga saya di kampung Bantul, Teguh Hartanto, yang saat ini tinggal di Belanda. Di sana, ia kebetulan bersinggungan dengan teman-teman buruh migran tak berdokumen. Selain itu, saya juga mulai menghubungi salah satu aktivis Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) Netherlands, Yasmine Soraya yang bergerak di bidang yang sama. Tujuan saya mendapatkan akses dan narasumber, mengingat isu ini cukup sensitif.

(Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto)


Rahmad Azhar Hutomo lahir di Yogyakarta, merampungkan program studi Ilmu Kearsipan di Universitas Gadjah mada pada tahun 2014. Ketertarikannya dengan dunia fotografi bermula dari rangkaian foto aksi para pemain skateboard di majalah Transworld Skateboarding yang membuatnya terkesima. Kamera pertamanya diperoleh saat menerima beasiswa di masa kuliah. Azhar kemudian menjadi siswa sit-in materi fotografi jurnalistik di Kelas Pagi Yogyakarta pada angkatan III dan memperdalamnya di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) angkatan XXI tahun 2015.

Karya pertamanya berjudul ‘Teror Timbal Hitam’ dalam pameran bertajuk ‘Arkamaya’ (2015) menjadi bagian penting yang dipamerkan dalam tugas akhir di GFJA. Kini, Azhar bergabung bersama National Geographic Indonesia sebagai fotografer. Pada tahun 2017 lalu Azhar juga menjadi peserta PPG dengan tema ‘Change’.


Pembukaan Pameran Foto DIVERSITY | 20 Maret 2019

PPG 2018 - Pemebukaan Pameran

Pameran Foto DIVERSITY resmi dibuka pada tanggal 20 Maret 2019 di Erasmus Huis, Jakarta. Pembukaan Pameran Foto DIVERSITY sekaligus menjadi ajang perayaan kelulusan bagi pewarta foto penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018; Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id), Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas), Aprillio Akbar (Antara Foto), Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas), Denty Piawai Nastitie (Kompas), Helmi Afandi Abd (kumparan.com), Hendra Eka (Jawa Pos), Muhammad Hidayat (TEMPO), dan Putra Muhamad Akbar (Republika). Kegiatan ini dihadiri oleh ibu Djumariah Tenteram (Director PermataBank), Ibu Richele Maramis (Head Corporate Affairs PermataBank), Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis), Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute), Bapak Sinartus Sosrodjojo (Advisor PannaFoto Institute), Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia), para mentor, serta perwakilan mitra PT Suburmitra Grafistama, PT Surya Palacejaya, dan Mitragrafia.

Albertus Vembrianto (kanan) Penerima Karya Terbaik PPG 2018 bersama Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia) (kiri)
Albertus Vembrianto (kanan) Penerima Karya Terbaik PPG 2018 bersama Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia) (kiri)
Rahmad Azhar Hutomo (kanan) penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 bersama Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis) (kiri)
Rahmad Azhar Hutomo (kanan) penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 bersama Ibu Joyce Nijssen (Acting Director Erasmus Huis) (kiri)

Pada malam pembukaan pameran ini diumumkan juga penerima Karya Terbaik PPG 2018 yang diraih oleh karya photo story berjudul "Fragmen Papua" oleh Albertus Vembrianto, Pewarta Foto Lepas, Timika, Papua. Atas karyanya ini, Vembri berhak mendapatkan sebuah kamera Leica Typ TL dan Lensa 18mm yang dipersembahkan oleh Leica Store Indonesia dan diberikan secara simbolik oleh Bapak Wilson Gunawan (Managing Director Leica Store Indonesia). Selain itu, diumumkan pula 1 alumni program Permata PhotoJournalist Grant tahun 2011-2017 yang menerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019, yakni Rahmad Azhar Hutomo, pewarta foto National Geographic Indonesia dan alumni PPG 2017. Melalui program Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam ini, Azhar akan melakukan residensi di kota Amsterdam, Belanda dan mengerjakan sebuah proyek foto bertutur (photo story) dibawah bimbingan Kadir van Lohuizen (NOOR Photo Agency) dan berkesempatan menghadiri World Press Photo Award Days.

Suasana malam pembukaan Pameran Foto DIVERSITY terasa begitu meriah dan hangat. Seluruh peserta PPG 2018 diliputi suka cita dan kegembiraan setelah melalui proses belajar yang panjang sejak 11 Desember 2018-13 Februari 2019, hingga akhirnya karya mereka dipamerkan di Exhibition Room Erasmus Huis yang akan berlangsung hingga 12 April mendatang.

(LDA / Foto: Agoes Rudianto)


Training of Trainers Hari 1: Orientasi dan Perkenalan

ToT 2019 - Day 1b
ToT 2019 - Day 1a

10 fotografer dan pengajar fotografi mengikuti program Training of Trainers yang berlangsung di WTC (World Trade Center) II Sudirman pada tanggal 12-14 Maret 2019 dengan mentor Edy Purnomo dan Ahmad 'deNy' Salman. Kesepuluh fotografer dan pengajar fotografi ini berasal dari berbagai kota di Indonesia: Banda Aceh, Jakarta, Kediri, Kupang, Pontianak, Purwokerto, and Yogyakarta. Pada hari pertama program Training of Trainers, peserta menerima teori cycle of learning dari mentor Edy Purnomo. (Foto: Agoes Rudianto)


Diskusi Karya Foto DIVERSITY | 21 Maret 2019

PPG-Diversity_IG-Banner_Diskusi

PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan

Pameran Foto DIVERSITY
Karya Pewarta Foto Penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018

Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id)
Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas)
Aprillio Akbar (Antara Foto)
Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas)
Denty Piawai Nastitie (Kompas)
Helmi Afandi Abd (kumparan.com)
Hendra Eka (Jawa Pos)
Muhammad Hidayat (TEMPO)
Putra Muhamad Akbar (Republika)

Pembukaan Pameran
Pengumuman Karya Terbaik PPG 2018 & Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019
Rabu, 20 Maret 2019
Pukul 18:30 WIB

Diskusi Karya
Kamis, 21 Maret 2019
Pukul 16:00–18:00 WIB

Pameran
20 Maret–12 April 2019
Senin–Kamis : 09:00–16:00 WIB
Jumat : 09:00–14:00 WIB
Sabtu : 10:00–13:00 WIB

Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said Kav S-3, Jakarta 12950
www.erasmushuis.org – Phone: (+62) 021 524 1069

Informasi selengkapnya:
www.permata-photojournalistgrant.org

Dalam diskusi karya, pewarta foto penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018 akan berbagi pengalaman mereka selama mengikuti program PPG, bagaimana mereka mengerjakan interpretasi visual untuk menafsirkan tema DIVERSITY, serta mempresentasikan karya mereka kepada publik melalui pameran.


Pameran Foto DIVERSITY | 20 Maret 2019

PPG-Diversity_IG-Banner PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan Pameran Foto DIVERSITY Karya Pewarta Foto Penerima Permata PhotoJournalist Grant 2018 Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id) Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas) Aprillio Akbar (Antara Foto) Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas) Denty Piawai Nastitie (Kompas) Helmi Afandi Abd (kumparan.com) Hendra Eka (Jawa Pos) Muhammad Hidayat (TEMPO) Putra Muhamad Akbar (Republika) Pembukaan Pameran Pengumuman Karya Terbaik PPG 2018 & Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019 Rabu, 20 Maret 2019 Pukul 18:30 WIB Diskusi Karya Kamis, 21 Maret 2019 Pukul 16:00–18:00 WIB Pameran 20 Maret–12 April 2019 Senin–Kamis : 09:00–16:00 WIB Jumat : 09:00–14:00 WIB Sabtu : 10:00–13:00 WIB Erasmus Huis Jl. HR Rasuna Said Kav S-3, Jakarta 12950 www.erasmushuis.org – Phone: (+62) 021 524 1069 Informasi selengkapnya: www.permata-photojournalistgrant.org

PermataBank menjalin kemitraan utama dengan Erasmus Huis dan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, bekerja sama dengan PannaFoto Institute dan Leica Store Indonesia menyelenggarakan Permata PhotoJournalist Grant (PPG), program yang didedikasikan untuk mengembangkan ilmu dan talenta pewarta foto Indonesia.

Program PPG VIII tahun ini berupa pelatihan (workshop) fotografi yang diikuti oleh pewarta foto terpilih, dan grant untuk menyelesaikan proyek foto bertutur (photo story). Pelatihan dimulai tanggal 11 Desember 2018, dibagi ke dalam 12 sesi kelas yang berdurasi dua kali sepekan, dengan materi utama adalah foto bertutur dan penulisan, dipandu oleh praktisi-praktisi berpengalaman. Pelatihan PPG VIII ditutup dengan tiga hari kelas intensif bersama Jenny Smets (Kurator Independen dan Director of Photography majalah Vrij Nederland, Belanda), yang hadir pada pelatihan tanggal 11-13 Februari 2019.

Pameran Foto DIVERSITY merupakan momen puncak program Permata PhotoJournalist Grant (PPG) 2018, dimana pewarta foto terpilih akan mempresentasikan kepada publik proyek foto bertutur (photo story) yang mereka kerjakan selama pelatihan. Karya foto yang menggambarkan interpretasi visual mereka atas tema PPG tahun ini, yaitu DIVERSITY.

Pada malam pembukaan pameran, PPG memberikan penghargaan karya terbaik bagi satu peserta, yang akan mendapatkan kamera Leica Typ TL & Lensa 18mm dari Leica Store Indonesia, serta pengumuman penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019, yang akan mendapatkan beasiswa untuk berkunjung ke Amsterdam dan mengerjakan satu photo story di bawah bimbingan Kadir van Lohuizen dari agensi foto ternama, NOOR, pada April 2019.


Training of Trainers 2019

10 Peserta Workshop Training of Trainers (ToT) | 12-14 Maret 2019

?????????

Terinspirasi pengalaman mengikuti Training of Trainers (ToT) yang diselenggarakan World Press Photo tahun 2006, PannaFoto Institute mendesain workshop ToT bagi mereka yang berkarya dalam pendidikan fotografi di Indonesia sebagai pengajar, dan berniat untuk mengembangkan kemampuan dalam mengajar fotografi.

Pelatihan intensif memberikan kesempatan sesama pengajar fotografi untuk saling belajar dan bertukar pengalaman praktik-praktik pengajaran fotografi di berbagai wilayah di Indonesia.

Berlangsung selama 3 hari, pada 12-14 Maret 2019 di PermataBank, World Trade Center (WTC) 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31, Jakarta Selatan 12920, kegiatan ini merupakan rangkaian program Permata PhotoJournalist Grant (PPG) 2018–Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam 2019, program pertama di Indonesia yang didedikasikan bagi pengembangan pewarta foto muda Indonesia dipersembahkan oleh PermataBank dan Erasmus Huis, bermitra dengan PannaFoto Institute.

Kami mengucapkan terima kasih atas antusiasme rekan-rekan untuk mengikuti workshop ini. Hingga batas akhir pendaftaran pada hari Senin, 18 Februari 2019 kami menerima 39 aplikasi.

Kami melakukan proses seleksi dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:

  • Ketepatan batas waktu (deadline) pengiriman aplikasi.
  • Portfolio.
  • Pengalaman melakukan kegiatan pendidikan fotografi.
  • Motivasi dan komitmen untuk mengikuti program, termasuk menjelaskan secara konkret apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan setelah workshop.
  • Keragaman peserta, antara lain pewarta foto dan fotografer perempuan, pengajaran di institusi formal dan non formal atau komunitas, peserta dari dan luar Jabodetabek.

Sepuluh (10) peserta workshop Training of Trainers tahun ini adalah sebagai berikut:

  1. ADHI KUSUMO – Fotografer Lepas, Kepala Sekolah Kelas Pagi Kediri, Kediri
  2. ADRIANUS MULYA – Fotografer Lepas, Mentor di Sanggar Anak Akar, Sanggar Harapan, dan Komunitas Utan Kayu, Jakarta
  3. BARI PARAMARTA ISLAM – Fotografer Lepas, Pengajar Ekstrakurikuler Fotografi di SMP Kalyca Montessori School (SMP Bopkri 2 YK) dan SMP Kinderstation, Yogyakarta
  4. DIAN APRILIANINGRUM – Pewarta Foto Suara Merdeka, Pengajar di Komunitas Logawa, Purwokerto
  5. GRANDYOS ZAFNA MANASE MESAH – Pewarta Foto Detik.com, Ketua Pewarta Foto Indonesia Jakarta (PFIJ), Jakarta
  6. LONY WENYI RADJA HABA – Pengajar di Sekolah Musa dan Fotografer Dokumenter, Kupang
  7. MUKSALMINA – Editor Foto unsyiah.ac.id, Mentor di UKM Pers SumberPost (Universitas Islam Negeri Ar-Raniry) dan Timang (Universitas Teuku Umar), Banda Aceh
  8. NYOMAN VIDHYASURI UTAMI – Dosen di Universitas Trisakti dan Lasalle College, Penulis, Jakarta
  9. SYAMSUDIN ILYAS – Pewarta Foto Lepas, Pendiri dan Pengajar Kelas Jurnalis Cilik, Jakarta
  10. VICTOR FIDELIS SENTOSA – Fotografer Lepas, Pengajar Fotografi Program Panda CLICK!, Pontianak

Selamat kepada 10 peserta terpilih! Mohon maaf jika tidak semua yang mendaftar dapat mengikuti workshop ini disebabkan kapasitas yang tersedia hanya untuk 10 peserta. Apresiasi dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Rekan-rekan yang telah mengirimkan aplikasi, berpartisipasi, dan mendukung program ini.

Semoga program ini dapat terus bergulir secara berkesinambungan dan turut berkontribusi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan fotografi di Indonesia. Tetap semangat, berkarya, dan bekerja!