Sesi : Photo Story
Oktober 10, 2012Class,Uncategorized @id

Setumpuk ‘Post-It’ dan spidol langsung tersedia di meja setiap peserta PPG 2012 saat mereka memasuki kelas. Mentor sesi ini, Ahmad ‘DeNy’ Salman atau lebih sering disebut Bung Deny, mengajak mereka untuk menuliskan apa saja yang para peserta PPG pikirkan atau ketahui tentang photo story dalam 10 kata.
Jawaban yang dituliskan beragam. Ada yang menulis ‘Cerita’, ‘Struktur’, ‘Detail’, ‘Riset’, ‘Alur’ dan lain-lain. Setelah membaca sekian jawaban yang mereka tulis dan ditempelkan di white board, Deny pun akhirnya membuka materi sesi tiga mengenai “Introduction to Photo Story” pada hari Selasa (9/10).
“Yang membedakan photo single dengan photo story adalah jumlah fotonya,” kata Deny.
Photo story tak lain adalah foto yang bercerita dengan menggunakan foto sebagai medianya dan biasanya terdiri dari sekumpulan foto. Deny menjelaskan bentuk-bentuk Photo Story yang terbagi atas tiga, yakni Descriptive, Narrative, dan Essay. Setiap bentuk Photo Story juga dijelaskan secara mendalam lengkap dengan contoh-contoh fotonya, definisi dan ciri khas masing-masing bentuk Photo Story tersebut.
Penyajian materi di dalam kelas semakin menarik ketika Deny menampilkan contoh-contoh Photo Story dan mendiskusikannya dengan para peserta PPG. Mulai dari Photo Story ‘Global Health Crisis’ karya James Natchwey, Country Doctor karya Eugene Smith, ‘Mia – Living Life Trying’ karya David Hogsholt, dan masih banyak contoh Photo Story lainnya.
“Selama ini gue bikin photo story ‘ngasal’ aja, yang gue tahu kalau bikin photo story itu ya photo essay. Ternyata setelah belajar dari materi ini, gue baru tahu bentuk-bentuk dari Photo Story itu nggak cuma Essay,” tutu Ardiles Akyuwen sembari tertawa.
Alhasil setelah mendapatkan materi seputar pengenalan dasar Photo Story, Ardiles, fotografer harian Jurnal Nasional yang juga menjadi salah satu peserta PPG 2012, malah semakin terpacu untuk membuat photo story sesuai dengan bentuk-bentuk Photo Story yang baru saja dipelajari di kelas. Dari penyajian materi di kelas, Ia juga merasa semakin fokus dan bisa menentukan photo story jenis apa kedepannya yang ingin ia kerjakan.
“Gue jadi tahu dan sadar bahwa selama ini photo story yang gue kerjain baru sebatas bentuk yang Descriptive. Dan gue sekarang jadi pengen bikin Photo Essay dengan lebih benar, lengkap dengan analisa-analisa dan argumen gue sebagai seorang fotografer,” kata Ardiles menambahkan.
Dari penyampaian materi sesi ketiga, sebagai seorang mentor, Deny berharap semua peserta semakin memahami dasar-dasar dan bentuk Photo Story itu sendiri.
“Jadi, jangan ada lagi pertanyaan apa bedanya Photo Story dengan Photo Essay,” kata Deny mengingatkan. Setuju, Bung Deny!!! (DIKA/ AWS)
SESI : FROM A CONCEPT INTO A SOLID STORY
Oktober 6, 2012Class,Uncategorized @id

Selain materi-materi yang disajikan sangat berbobot, salah satu yang menarik dari kelas Permata Photojournalist Grant 2012 adalah kehadiran para mentor tamu dari berbagai bidang ilmu yang sangat kompeten di bidangnya.
Seperti sesi 2 kelas PPG pada hari Kamis (4/10) kemarin yang menghadirkan mentor tamu Hadi Winarto, Senior Produser Metro Files, Metro TV. Hadi yang telah cukup lama dan berpengalaman dalam penggarapan film-film dokumenter sejarah di Metro TV membawakan materi “How to develop a concept into a solid story.”
Di sesi ini, Hadi banyak membagi pengalamannya saat ia membuat film dokumenter, sebelum akhirnya ia mulai melemparkan pertanyaan-pertanyaan kritis ke setiap peserta terkait dengan proposal photo story yang sebelumnya telah mereka buat.
Beberapa hal yang selalu ditekankan dan terus menerus ditanyakan Hadi ke para peserta adalah;
"Apakah dalam membuat proposal dan memilih ide cerita, Anda sudah melakukan riset yang cukup?
"Seberapa jauh Anda telah melakukan riset untuk projek tersebut?"
"What is your photo statement?"
Menurut Hadi, riset sangatlah penting sebelum seorang fotografer memulai sebuah projek. Ada empat hal penting terkait dengan keperluan riset, yakni; Riset Topik, Riset Karakter Cerita, Riset Lokasi, dan riset yang berhubungan dengan kehidupan di situ.
“Riset akan sangat berguna ketika teman-teman fotografer akan memvisualisasikan subjek yang akan dipotret dengan tujuan agar faktar tidak tergeser,” kata Hadi.
Lebih lanjut Hadi menambahkan, “Itulah fungsinya riset, karena sebuah karya dokumenter akan diukur dari seberapa dekat karya kita dengan kenyataan yang ada. Sesuatu yang sifatnya riil.”
Selama kurang lebih dua jam, Hadi 'membedah' setiap proposal sembilan peserta yang hadir dan membantu mereka untuk mempertajam proposal photo story masing-masing. Ia memberi masukan dari sisi seorang Produser lantas membandingkannya dari angle seorang fotografer.
Dari pertemuan sesi 2 ini, semua peserta banyak terbantu dalam menyusun sebuah proposal, strategi dalam melakukan riset dan pentingnya memiliki photo statement dalam setiap karya/projek yang akan kita kerjakan. Bahwa photo statement seorang fotografer bersifat personal dan akan menjadi guidance, sikap fotografer untuk memvisualisasikan karyanya dan menentukan serta memilih subjek cerita. (AWS)
Sesi : VISUAL LITERACY
Oktober 3, 2012Class,Uncategorized @id

“The camera is an instrument that teaches people how to see without a camera.”
Sepenggal kutipan dari Dorothea Lange mengawali sesi 1 kelas Permata Photojournalist Grant 2012 dengan mentor Edy Purnomo dari PannaFoto Institute.
Menurut Edy kemampuan untuk mengerti dan memahami karya visual adalah satu hal yang sangat penting bagi seorang fotografer terlepas dari kemampuan teknis semata. Karenanya, Visual Literacy menjadi materi utama di sesi perdana kelas Permata Photojournalist Grant 2012 yang dimulai pada hari Selasa (2/10) di Universitas Bina Nusantara - FX Mall, Jakarta.
Selain menampilkan beragam contoh karya visual, mentor juga mengajak sepuluh peserta PPG 2012 untuk menebak sebuah foto/karya visual sesuai dengan persepsi masing-masing. Melalui materi ini (Visual LIteracy), Edy mencoba mengajak mereka memahami bagaimana sebuah visual memiliki persepsi yang berbeda. Bahwasanya memori visual akan selalu membawa kita pada pemaknaan sebuah gambar dan menyadari bahwa ‘melihat’ bukanlah proses yang sederhana karena setiap orang bisa saja mempunyai jawaban atau persepsi yang berbeda.
“Ketika melihat sebuah karya visual, pada dasarnya kita semua mencoba mempersepsikan. Kita mencoba bahwa sebetulnya membuat sebuah karya visual adalah tentang membuat persepsi,” kata Edy di hadapan para peserta kelas.
Inti dari Visual Literacy itu sendiri adalah kemampuan untuk mengerti dan memahami karya visual, termasuk kemampuan membaca visual. Disini sepuluh peserta mendengarkan materi dari mentor yang mengangkat Teori Gelstat (1912), salah satu aliran psikologi di Jerman yang masih menjadi acuan seseorang untuk memahami salah satu karya visual.
Dalam teori tersebut diterangkan bagaimana manusia mengatur atau mengelompokkan elemen visual sehingga elemen itu dirasakan menjadi satu kesatuan serta empat prinsip Gelstat yang sangat penting untuk membuat konsep visual.
Usai membahas seputar teori, selanjutnya peserta diajak diskusi kelompok untuk menebak elemen-elemen visual yang ditampilkan mentor melalui slideshow. Terakhir, masing-masing peserta mempresentasikan satu karya visual favorit dan mencoba ‘membaca’ setiap elemen visual yang ada sekaligus mempraktikkan Teori Gelstat yang baru saja dipelajari. (AWS )
PEMBUKAAN KELAS PERMATA PHOTOJOURNALIST GRANT 2012
September 29, 2012Class,Uncategorized @id
Executive Room di lantai 22 gedung PermataBank Tower I, pada hari Jumat (28/9) petang tampak dipenuhi rekan-rekan Pewarta Foto dan komunitas fotografi, juga beberapa teman dari kalangan media. Diantara mereka juga terlihat para mentor dan kurator Permata Photojournalist Grant, seperti Edy Purnomo, Ahmad 'deNy Salman, dan Beawiharta.
Dalam suasana penuh keakraban, mereka semua hadir di acara pembukaan kelas Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012. Tepat pukul 7 malam, acara pun dimulai dan diawali dengan kata sambutan dari David Fletcher, President Director PermataBank.
Menurutnya, saat ini adalah masa dimana setiap orang bisa memiliki kamera dan menghasilkan foto. Fotografi menjadi bahasa visual sebagai suatu sarana interaktif lintas budaya dan bahasa. Namun disatu sisi, melalui program PPG ini diharapkan munculnya kesadaran bagi masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan serta tanggung jawab profesionalisme dalam dunia fotografi jurnalistik.
“We want to promote that photojournalists have responsibility to the public, we want to educate and to make sure about education in Indonesia,” ujar David.
Hal serupa juga ditekankan oleh Ton Van Zeeland, Director of Erasmus Huis, Head of the Press & Cultural Section - Netherland Embassy, yang juga turut hadir di pembukaan kelas PPG 2012. Ia sangat menekankan pentingnya profesionalisme dan berharap akan lahir lebih banyak lagi para Pewarta Foto di Indonesia yang menjunjung tinggi kode etik dan profesionalisme.
Dalam sambutannya ia menuturkan, “The most important thing is profesionalism. Working together and having a good photographer. You can damage a lot with bad photos, so we are responsible with the public. We hope to have a responsible photojournalist in Indonesia.”
Kadir Van Lohuizen Sebagai Mentor Tamu
Selepas kata sambutan dari para tamu undangan, acara dilanjutkan dengan pemutaran video tentang PPG sebagai tanda resmi dibukanya kelas Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012. Ke-10 partisipan PPG 2012 yang terpilih melalui proses seleksi juga turut hadir. Dihadiri para petinggi dari jajaran manajemen PermataBank seperti Leila Djafaar, Executive Vice President, Head Corporate Affairs PermataBank, kesepuluh partisipan menerima kenang-kenangan berupa tas dari PPG sebagai simbol telah dimulainya kelas PPG 2012.
Talkshow tentang PPG menjadi acara penutup dalam rangkaian pembukaan kelas PPG 2012. Bincang-bincang singkat yang dipandu dan dimoderatori oleh Swan Ti dari PannaFoto Institute ini menghadirkan Ahmad 'deNy Salman selaku mentor PPG tahun ini dan Rommy Pujianto serta Yoppie Pieter sebagai alumni PPG 2011.
Salah satu hal menarik yang dibahas dalam talkshow tersebut adalah bahwa untuk kelas PPG tahun ini, akan ada redesign materi seperti menambah materi mengenai riset dan mengembangkan konsep menjadi sebuah karya photo story.
Menariknya lagi, menurut Ahmad 'deNy Salman atau yang akrab dipanggil Bung Deny, tahun ini PPG akan menghadirkan Kadir Van Lohuizen dari NOOR Photo Agency asal Belanda, yang juga merupakan fotografer berkelas internasional yang pernah menang ajang World Press Photo. Kadir akan menjadi mentor tamu selama dua hari untuk para peserta workshop PPG 2012 dan memberikan seminar untuk publik.
Para partisipan ini nantinya akan mengikuti kelas secara intensif selama dua bulan sejak awal Oktober hingga November 2012.
Kepada para partisipan, selamat datang, selamat bergabung di kelas Permata Photojournalist Grant 2012, dan selamat berkarya! (AWS - Foto foto : Radian Wijaya)
10 PENERIMA PERMATA PHOTOJOURNALIST GRANT (PPG) 2012
September 21, 2012Event,Uncategorized @id,Selection
Panitia PPG 2012 mengucapkan terima kasih atas antusiasme dan keseriusan teman-teman dalam mengirimkan aplikasi Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012, program pertama di Indonesia yang didedikasikan bagi pengembangan pewarta foto muda Indonesia hasil kerjasama antara Permata Bank dan Erasmus Huis dari tanggal 28 September – 23 November 2012.
Hingga batas akhir pendaftaran pada hari Jum’at, 14 September 2012 pukul 15.00 WIB, Panitia telah menerima 33 aplikasi yang memenuhi ketentuan dan kriteria program. Proses pemilihan dilakukan tanpa mengetahui nama Pewarta Foto didalam folder-folder yang juga anomim. Aplikasi dipilih dengan mempertimbangkan :
- Portfolio
- Proposal
- Motivasi dan komitmen untuk mengikuti program
- Mendukung pengembangan dan kemajuan para pewarta foto dan fotografer perempuan
Tahun ini, Komite Seleksi yang mendapat tantangan dalam menentukan pilihan atas portoflio-portfolio yang masuk mengingat kekuatan dalam mengusung tema-tema sosialnya di Indonesia terdiri atas:
- Edy Purnomo (PannaFoto Institute)
- Hariyanto (Media Indonesia)
- John Stanmeyer (VII Photo Agency)
“Seleksi tahun ini lebih sulit dari tahun lalu. Selain secara kuantitas jumlahnya mengalami peningkatan, dari sisi kualitas portolio yang masuk sangat kompetitif,” ujar Edy di sela-sela proses seleksi.
Hal yang sama dituturkan oleh John Stanmeyer dalam laman Facebook-nya, ”Just finished my review/selection of 10 folios. Incredibly difficult to decide what essay of asocial issue is powerful or important when ALL social issues are important and powerful”.
Sementara itu Hariyanto menegaskan, “Tidak cukup, kalau hanya foto bagus. Setiap hari saya melihat hampir 3000 foto yang bagus-bagus (supply dari beberapa kantor berita dimana Media Indonesia berlangganan-red). Sudah imun terhadap foto bagus. Perlu sesuatu yang lebih dari sekedar foto bagus. Ceritanya, cara bercerita, idenya”.
Dari aplikasi yang masuk, Komite Seleksi yang telah melakukan seleksi baik secara langsung maupun on line akhirnya memilih 10 Pewarta Foto sebagai peserta program PPG II 2012, yaitu:
- ARDILES AKYUWEN – Jurnal Nasional, Jakarta
- CLARA PRIMA - Agence France Presse (AFP), Yogyakarta
- DHARMA WIJAYANTO – Gatra, Jakarta
- DWIANTO WIBOWO - Tempo News Room, Jakarta
- FERNANDO RANDY – Viva News, Jakarta
- FRANSISKUS P. SIMBOLON – Kontan, Jakarta
- JEFRI TARIGAN – Freelance, Jakarta
- MUHAMMAD FADLI - Garuda Inflight magazine dan Jalan Jalan, Jakarta
- SUMARYANTO BRONTO – Media Indonesia, Jakarta
- TOTOK WIJAYANTO – Kompas, Jakarta
Selamat kepada para peserta yang terpilih! Apresiasi dan ucapan terima kasih kami sampaikan kepada teman-teman Pewarta Foto atas dukungan, partisipasi dan antusiasme dalam menyukseskan program ini. Semoga program ini dapat terus bergulir secara berkesinambungan dan makin meningkatkan kualitas Pewarta Foto di Indonesia. Tetap Semangat, Berkarya dan Bekerja!!!
BATAS WAKTU PENGIRIMAN APLIKASI PPG 2012 DIPERPANJANG
September 8, 2012Uncategorized @id
Teman-teman Pewarta Foto yang baik,
Melalui surat ini kami ingin memberitahukan informasi seputar program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012.
1. Deadline pendaftaran.
Batas waktu pengiriman aplikasi yang semula berakhir hari Minggu, 9 September 2012 jam 24.00 WIB diperpanjang hingga Jum’at, 14 September 2012 jam 12.00 WIB. Perubahan ini merupakan respon terhadap banyaknya minat teman-teman Pewarta Foto yang ingin berpartisipasi namun memiliki tantangan dalam pembuatan proposal photo story. Untuk itu kami telah mengunggah contoh proposal di situs PPG berikut https://www.permata-photojournalistgrant.org/?page_id=47. Semoga dapat memberikan inspirasi dan mendorong kreativitas teman-teman untuk menuangkan ide photo story dalam sebuah proposal.
2. Guest Mentor
Selain mentor-mentor dari PannaFoto Institute, PFI dan Kroasia secara virtual, akan hadir Kadir van Lohuizen (NOOR Images).
3. Pelaksanaan program
Workshop akan dimulai minggu ke-empat bulan September 2012 hingga akhir November 2012.
Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, dapat menghubungi Swan Ti (0812 979 0802) atau mengirim email ke info@pannafoto.org
Kami mengucapkan terima kasih atas perhatian, kerjasama dan semangat teman-teman Pewarta Foto untuk senantiasa memberikan dukungan pada program ini.
Hormat kami,
Panitia PPG 2012
Pameran Foto: Permata Photojournalist Grant 2011 (13 Agustus - 15 September 2012)

Kualitas pendidikan merupakan cermin kemajuan suatu negara. Berbicara tentang pendidikan, ada banyak hal yang ikut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sepuluh fotografer yang terpilih mengikuti program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2011 kembali memamerkan karyanya dalam pameran foto bertema "Pendidikan" pada:
Tanggal :
13 Agustus - 15 September 2012
Tempat/Lokasi:
Pusat Kebudayaan Belanda - Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said Kav. S-3
Jakarta 12950
Jam Buka:
Senin - Kamis : 09.00 - 16.00 WIB
Jumat : 09.00 - 14.00 WIB
Sabtu : 10.00 - 13.00 WIB
Fotografer:
Santirta Martendano (plasamsn.com) - Peksi Cahyo (http: //www.bolanews.com) -
Rommy Pujianto (Media Indonesia) - Muradi (Kontan) – Subekti (Koran Tempo) -
Rosa Panggabean (LKBN Antara) -Yoppy Pieter (Jalan-Jalan) -
Moh. Safir Makki (The Jakarta Globe) - Nurhayati (The Jakarta Post) -
Dita Putri (Jawa Pos)
***
Pendaftaran Permata Photojournalist Grant 2012
PERMATA PHOTOJOURNALIST GRANT 2012
PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012, program pelatihan dan grant yang didedikasikan untuk mengembangkan kualitas pewarta foto di Indonesia.
Ketentuan
- Program ini terbuka bagi para Pewarta Foto dan Pewarta Foto lepas di Indonesia, berusia dibawah 36 tahun.
- Peserta bekerja aktif untuk media cetak dan media online.
- Bagi peserta yang terpilih mengikuti program, wajib menyertakan Surat Izin Mengikuti Program ini dari Redaktur Foto atau yang berwenang di tempat ia bekerja seperti contoh terlampir, atau format dari tempat ia bekerja dengan maksud yang sama.
Formulir Pendaftaran
- Mengisi dan mengirim formulir pendaftaran yang tersedia dengan menyertakan CV dan pas foto dalam bentuk digital (3 x 4 cm).
- Mengirimkan proposal photo story bertema Pendidikan.
Photo Story
- Mengirimkan satu atau dua photo story yang pernah dikerjakan. Maksimal 36 foto, ukuran 72 dpi, sisi terpanjang 1200 pix dan kompresi 8.
- Penamaan file masing-masing foto sesuai dengan nama fotografer. Misal: Dita-Foto01.jpg; Dita-Foto02.jpg ... dst, sesuai urutan foto.
- Setiap foto yang dikirim dilengkapi dengan caption.
- Menyertakan teks / cerita dari photo story yang dikirimkan.
Pengiriman aplikasi
- Formulir pendaftaran, CV, pas foto bentuk digital, proposal photo story dan portfolio photo story dikirim ke info@pannafoto.org
Masa Pendaftaran
- 24 Juli 2012 – 9 September 2012 jam 24.00 WIB.
Tentang program
- Pewarta foto yang terpilih mengikuti program akan mendapat grant sejumlah Rp 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) guna mendukung pembuatan photo story yang dipilih.
- Penerima program akan mendapat workshop dengan materi utama photo story dan materi-materi pendukung lainnya berkaitan dengan fotografi dan penulisan.
- Workshop terdiri dari 16 sesi kelas, dilakukan 2x dalam seminggu oleh mentor dari PannaFoto Institute, mentor tamu dari Pewarta Foto Indonesia dan Kroatia. Ditambah dengan kelas intensif yang akan diberikan oleh mentor dari Belanda.
- Program dilaksanakan akhir September – akhir November 2012 di Jakarta.
- Panitia tidak menanggung akomodasi para peserta selama program berlangsung.
Jika ada hal-hal yang ingin ditanyakan, Anda dapat mengirim pertanyaan via email : info@pannafoto.org.
Peluncuran Permata Photojournalist Grant 2012: “Komitmen di Dunia Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pewarta Foto Indonesia”
PermataBank dan Erasmus Huis meluncurkan program “Permata Photojournalist Grant (PPG)” untuk seluruh Pewarta Foto di Indonesia, bekerja sama dengan PannaFoto Institute dan Pewarta Foto Indonesia (PFI). Tahun ini merupakan program Permata Photojournalist Grant (PPG) yang kedua setelah sebelumnya diselenggarakan pertama kali pada tahun 2011 lalu.
Dalam konferensi pers peluncuran Permata Photojournalist Grant 2012 yang digelar hari Selasa (24/7) di PermataBank Tower, Jakarta, Leila Djafaar selaku Executive Vice President, Head Corporate Affairs PermataBank mengungkapkan bahwasanya program ini merupakan bagian dari komitmen dan Tanggung Jawab Sosial PermataBank yang berfokus pada aspek pendidikan.
“Bagi kami, sebetulnya media massa, para pewarta foto, maupun wartawan adalah partner kami. Tapi di satu sisi kami juga prihatin betapa minimnya, bahkan tidak ada sekolah fotojurnalistik yang bisa mendidik dan meningkatkan kualitas para pewarta foto di Indonesia. Melalui program PPG ini kami berharap bisa menemukan bibit-bibit fotojurnalis yang bisa sampai ke ajang internasional,” tutur Leila menegaskan.
Pada peluncuran program PPG II, turut hadir Ton van Zeeland, Director of Erasmus Huis, Head of the Press & Cultural Section Kedutaan Belanda; John Stanmeyer, Regular Contributor National Geographic sekaligus salah satu pendiri agensi foto VII; dan Sinartus Sosrodjojo selaku Advisor of PannaFoto Institute.
Satu hal yang cukup istimewa adalah PermataBank menjalin kerjasama dengan Erasmus Huis dan The Royal Netherlands Embassy dalam penyelenggaraan PPG II. Komitmen Erasmus Huis untuk menjadi bagian dalam PPG II ini tidak lepas dari kesamaan visi antara PermataBank dan Erasmus Huis serta Kedutaan Belanda yang menekankan profesionalisme, terutama di industri foto jurnalistik. Di tahun ini pula akan ada fotografer internasional dari Belanda yang akan menjadi pengajar tamu bersamaan dengan para mentor tetap lainnya dari PannaFoto Institute, seperti Edy Purnomo, Ahmad ‘Deny’ Salman, mentor tamu dari Pewarta Foto Indonesia dan Kroasia.
Permata Photojournalist Grant adalah program pelatihan berbasis grant dimana para Pewarta Foto yang terpilih melalui proses seleksi akan menerima grant (dana) sebesar Rp 7.500.000 untuk melakukan dan menyelesaikan photo story sesuai dengan tema PPG, yakni pendidikan. Program ini adalah program pertama di Indonesia yang didesikan untuk mendidik, membawa perkembangan dan meningkatkan kualitas para Pewarta Foto muda di Indonesia.
“Bagi saya program ini adalah kebutuhan oleh semua fotografer, baik yang sudah menempati posisi staff ataupun stringer. Teori yang didapat selama pelatihan bisa menjadi pegangan untuk meningkatkan kualitas foto kita,” kata Mohammad Safir Makki, fotografer the Jakarta Globe yang juga salah satu alumni PPG 2011.
Pendaftaran PPG II resmi dibuka sejak tanggal 24 Juli – 9 September 2012 pukul 24.00. Di akhir program, pada bulan Desember 2012 mendatang, para peserta yang terpilih melalui proses seleksi, akan memamerkan dan mempresentasikan photo story hasil karyanya kepada masyarakat umum. Terkait dengan proses seleksi, John Stanmeyer akan menjadi bagian untuk melakukan proses seleksi berdasarkan portfolio masing-masing.
Tertarik? Silakan cek ketentuan/ syarat pendaftaran serta unduh langsung formulir pendaftaran yang bisa dilihat langsung di website resmi Permata Photojournalist Grant. (AWS)
Peluncuran & Diskusi Permata Photojournalist Grant 2012 - Selasa, 24 Juli 2012
PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan
Program Permata PhotoJournalist Grant mendukung pewarta foto Indonesia
untuk meningkatkan cerita yang terkait dengan pendidikan dalam masyarakat
yang sejalan dengan misi Corporate Social Responsibility PermataBank.
Program ini adalah program pertama yang didedikasikan untuk
membawa perkembangan bagi pewarta foto muda di Indonesia.
Peluncuran & Diskusi Permata PhotoJournalist Grant 2012,
yang akan diselenggarakan pada:
Selasa, 24 Juli 2012
9:30 – 11:00WIB
Ozone Lounge
PermataBank Tower I, 3rd floor
Jl. Jend Sudirman Kav. 27
Jakarta 12920
Hadir sebagai pembicara:
Leila Djafaar
Executive Vice President, Head of Corporate Affairs PermataBank
Ton van Zedeland
Director of Eramus Huis, Head of the Press & Cultural Section - Netherlands Embassy
John Stanmeyer
Regular Contributor National Geographic & tergabung dalam Agensi Foto VII
RSVP: Domy 0818 0788 3755 | Temmy 0819 3241 9789
John Stanmeyer Workshop : “It’s not about you, it’s about them…”
Melengkapi rangkaian pre-event program Permata Photojournalist Grant 2012 sebagai wujud komitmen untuk memajukan dan meningkatkan kualitas para Pewarta Foto di Indonesia, PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan "John Stanmeyer Workshop".
Bertempat di Erasmus Huis, sebanyak 12 Pewarta Foto dan fotografer profesional yang telah dipilih melalui proses seleksi portfolio oleh Ahmad 'deNy' Salman (mentor dan kurator PPG 2011) dan Beawiharta (Reuters), berkesempatan mengikuti workshop John Stanmeyer yang diadakan selama satu hari penuh pada hari Senin (23/6) lalu.
Workshop diawali dengan kata sambutan dari Leila Djafaar, Executive Vice President, Head Corporate Affairs PermataBank. Di hadapan para peserta workshop, Leila menekankan pentingnya memberi kesempatan kepada para fotojurnalis untuk meningkatkan kualitas mereka selaku pekerja media. Ia juga meyakini bahwa dengan adanya workshop John Stanmeyer, tentunya ia berharap bahwa kedepannya fotojurnalis dan fotografer Indonesia mampu bersaing dengan fotografer lainnya di kancah internasional.
Sesi berikutnya dilanjutkan dengan presentasi dan slideshow photo story karya Stanmeyer selama 30 tahun ia berkarier. Stanmeyer juga membagi rahasia dapurnya dalam mencari ide, mengembangkan ide, melakukan riset, membuat konsep dan mengajukan proposal untuk photo story. Fotografer asal Amerika yang juga salah satu pendiri agensi foto VII ini, tak lupa menceritakan kisahnya saat memulai kariernya sebagai fotografer fashion hingga pengalamannya saat mendapat penugasan dari berbagai media internasional seperti National Geographic, TIME Magazine, Newsweek, dll.
Acara workshop pun dilanjutkan dengan Photo Discussion & Portfolio Review, dimana di sesi ini Stanmeyer memberikan saran dan kritik yang membangun untuk setiap photo story karya ke-12 peserta workshop.
Menjelang akhir workshop, Stanmeyer mengingatkan bahwa workshop ini bukan hanya berfokus pada urusan teknis ataupun bagaimana menghasilkan sebuah photo story yang 'powerful'. Melalui workshop ini ia berharap agar para peserta kian memahami etika dan kode etik profesi, dan yang paling penting adalah bahwa ada baiknya kita berkarya bukan hanya sebagai fotografer, melainkan selalu menempatkan diri kita sebagai seorang manusia.
“It’s not about you, it’s about them…” tegas Stanmeyer mengingatkan pentingnya seorang Pewarta Foto maupun fotografer untuk mampu berinteraksi dengan baik terhadap subjek maupun lingkungan. (AWS)
12 Peserta John Stanmeyer Workshop - Jakarta, 23 Juli 2012

Panitia mengucapkan terima kasih atas perhatian dan ketertarikan rekan-rekan pewarta foto serta para fotografer untuk mengikuti workshop bersama John Stanmeyer, 23 Juli 2012 di Erasmus Huis.
Dalam workshop yang merupakan rangkaian acara program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012 yang dipersembahkan oleh PermataBank dan Erasmus Huis ini, kapasitas tersedia untuk 12 orang. Sementara Panitia menerima sebanyak 47 portfolio hingga batas akhir pendaftaran. Oleh karenanya, kami harus melakukan proses seleksi.
Panitia mengundang Sdr. Ahmad ‘deny’ Salman (Mentor dan Kurator Permata Photojournalist Grant 2011 dari PannaFoto Institute) dan Sdr. Beawiharta (Reuters) untuk memilih 12 portfolio dari 47 yang masuk.
Proses seleksi dengan mempertimbangkan :
- Sebagai rangkaian dari program Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012 yang dipersembahkan oleh PermataBank dan Erasmus Huis, ketentuan peserta workshop adalah pewarta foto dan fotografer profesional.
- Portoflio berupa satu photo story, dengan kekuatan ide cerita dan pemilihan foto (editing) mendukung cerita secara utuh.
- Seleksi dilakukan tanpa mengetahui nama fotografer. Foto dibuat dalam folder-folder tanpa menunjukkan nama fotografer.
- Mendukung perkembangan dan kemajuan para pewarta foto dan fotografer perempuan.
Selamat bagi pewarta foto dan fotografer yang terpilih untuk mengikuti workshop, yaitu :
- Agus Susanto (Kompas)
- Andika Wahyu (LKBN Antara)
- Ade Sinuhaji (Freelance)
- Dwianto Wibowo (Tempo News Room)
- Rosa Panggabean (LKBN Antara - Peserta PPG 2011 )
- Nurhayati (The Jakarta Post - Peserta PPG 2011)
- Sumaryanto Bronto (Media Indonesia)
- Muhammad Fadli (Freelance)
- Mohammad Safir Makki (the Jakarta Globe - Peserta PPG 2011)
- Lasti Kurnia (Kompas)
- Hafidz Novalsyah (National Geographic Indonesia)
- Subekti (Koran Tempo - Peserta PPG 2011)
Panitia mengucapkan terima kasih bagi semua pewarta foto dan fotografer yang telah mengirimkan portfolio.
Sampai jumpa di lain kegiatan dan kesempatan !!!
Panitia Workshop