UPDATE : Photo Seminar ‘ViaPanAm’ – Kadir van Lohuizen
November 21, 2012Uncategorized @id
Photo Seminar ‘Via PanAm’ - Kadir van Lohuizen
A 12-month journey along the Pan-American highway, investigating contemporary migration in the Americas
7 – 9 pm
Open for public
Permata Tower 1
22nd floor-Executive Room
Jl. Jendral Sudirman. Kav. 27
Jakarta 12920
info@pannafoto.org
In September 2007, Kadir and ten others established the photo agency and foundation NOOR. Kadir became a member of the supervisory board of World Press Photo in 2008.
To date, he has published four photo books, including “Diamond Matters, the trail of the diamond” and “Rivers”. In 2011, Kadir started Via PanAm, a 12-month journey along the Pan-American highway, investigating contemporary migration in the Americas. Kadir is based in Amsterdam.
POSTPONED : Photo Seminar 'ViaPanAm' - Kadir van Lohuizen
November 17, 2012Uncategorized @id
We regret to inform you due to unexpected circumstances, Mr. Kadir van Lohuizen has had to postponed his trip. We are working on a new schedule and will inform the public as soon as possible. For the latest update, please visit our website: permata-photojournalistgrant.org. Thank you.
Sesi : Journalistic Writing
November 15, 2012Class,Uncategorized @id

Foto-foto karya jurnalistik tanpa disertai teks ataupun kalimat pengantar, tak jarang bisa menimbulkan penafsiran dan pemahaman yang berbeda di mata pembaca. Karenanya, semakin dekat menuju sesi final kelas Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012 yang akan berakhir pada bulan November ini, para peserta kelas mendapat bekal materi Penulisan Jurnalistik sebelum menampilkan hasil akhir karya mereka di hadapan publik.
Materi diberikan langsung oleh Zamira Loebis, atau akrab disapa Mbak Tatap. Bertempat di Binus FX, Jakarta (20/11), ia memaparkan dasar-dasar dan teknik penulisan jurnalistik seperti pentingnya unsur-unsur 5W + 1 H dalam sebuah penulisan, penulisan kalimat yang baik, serta beberapa elemen penting seperti informasi, signifikansi, fokus, konteks, dll.
“Tulisan yang baik adalah hasil ramuan ketrampilan menggali bahan penting di lapangan dan melalui riset, dan kemampuan menuliskannya secara hidup,” ujar Mbak Tatap di hadapan para fotojurnalis peserta PPG 2012.
Usai pemaparan, kelas dilanjutkan dengan interaksi dengan peserta. Di sesi ini, Mbak tatap menyunting (meng-edit) tulisan pengantar foto esai para peserta. Sebagian tulisan peserta ditampilkan di slideshow dan dibahas bersama-sama di depan kelas.
Fernando Randy dari Viva News adalah salah satu peserta kelas yang tulisannya sama-sama dibahas di depan kelas . Di sesi ini, tak jarang Mbak Tatap mengingatkan untuk memperbaiki tulisannya agar susunannya menjadi lebih baik, benar, dan efektif. “Sebelumnya gue nulis asal aja, tapi setelah sesi ini gue jadi tahu pentingnya informasi dan data untuk menunjang tulisan. Yang penting sih gue jadi tahu gimana caranya membuat tulisan efektif, singkat tapi baik dan benar,” kata Nando.
Sayangnya, akibat keterbatasan waktu, pada malam itu tidak semua peserta mendapat kesempatan untuk dibahas dan disunting tulisannya secara bersama-sama. Sebelum menutup kelas, Mbak Tatap tak segan-segan mengingatkan peserta dalam membuat tulisan... Strength your conclusion and your opinion! (DIKA/AWS)
Sesi : Photo Editing
November 14, 2012Class,Uncategorized @id

Fotografer peserta Permata PhotoJournalist Grand (PPG) 2012 memasuki tahap editing ke-2, di Binus Fx lantai 6, Jakarta, (13/11). Puluhan foto berjejer di atas meja dalam sesi tersebut. Dengan seksama Deny Salman dan Edy Purnomo memperhatikan tiap detailnya, kemudian memilih foto yang mendukung dan memisahkan foto yang tidak sesuai dengan alur photo story mereka.
Salah satunya photo story milik Sumaryanto Bronto, tentang anak jalanan di Ciroyom Bandung. Menurut Deny yang perlu ditambahkan pada foto Bronto adalah foto aktifitas anak-anak jalanan yang belajar life skill sebagai unsur pendidikan dalam photo story-nya. Sementara Edy berpendapat bahwa foto-foto Bronto sudah mendapat alur cerita secara visual.
Kedua mentor tersebut memberikan masukan kepada peserta dengan pengalamannya masing-masing di dunia fotografi. Saat mengedit Deni menulis catatan di sebuah lembar kertas terkait perbaikan photo story, kemudian diberikannya ke masing-masing peserta.
Di akhir kelas, mereka membahas persiapan seluruh peserta PPG 2012 menyambut kelas Kadir Van Lohuizen (NOOR) yang datang secara khusus menjadi mentor tamu dalam workshop ini (DIKA).
SESI: Sejarah Fotografi Dokumenter
November 11, 2012Class,Uncategorized @id

Setelah sebelumnya para peserta PPG 2012 mempresentasikan photo story hasil karyanya, hari Jumat (9/11) lalu mereka pun kembali duduk di kelas untuk mengikuti sajian materi dari mentor Edy Purnomo tentang Sejarah Foto Dokumenter.
Sekitar 30 menit pertama, Edy membuka kelas dengan menampilkan slideshow berisi kumpulan foto hitam putih karya Dorothea Lange yang mewakili foto-foto pada era Great Depression dan beberapa foto karya Walker Evans serta Lewis Hine tentang buruh anak. Tak lama Edy pun melanjutkan slideshow yang kedua dengan foto-foto karya Nan Goldin. Selesai menampilkan slideshow, kelas dibagi menjadi dua kelompok untuk diskusi singkat mengenai perbedaan kentara dari foto-foto yang baru saja mereka lihat.
Pada sesi yang berlangsung selama dua jam ini, mentor juga mengupas kapan dimulainya foto dokumenter, definisi foto dokumenter, termasuk saat terjadinya perubahan akan foto dokumenter itu sendiri ke ranah kontemporer, dimana fotografer tidak lagi menampilkan hal-hal yang bersifat publik melainkan 'bermain' ke ranah privat.
Intinya, Edy mengatakan, meski foto dokumenter mengalami perubahan, toh fotografer tetap melakukan hal yang sama. Yakni, "to see, to record, and to document." Dimana di era kontemporer ini, fotografer tidak sekadar merekam tapi juga mendokumentasikan (to document), bahkan terlibat di dalamnya. (DIKA)
Presentasi Peserta Permata Photojournalist Grant (PPG) 2012
November 7, 2012Class,Uncategorized @id
Peserta PPG 2012 mempresentasikan photo story mereka dihadapan tim panelis hari Selasa (6/11). Adapun keempat tim panel tersebut adalah Leila Djafar (Executive Vice President Corporate Affairs Permata Bank), Sinartus Sosrodjojo (PannaFoto), Dita Alangka (AP) dan Kemal Jufri (Pewarta Foto Freelance).
Bagi peserta, presentation ini bisa saja bukan sebagai hasil dari proses selama ini, karena peserta masih dapat melakukan photo shoot kembali sebelum akhirnya diproses untuk dicetak. Keseluruhan foto yang dibuat oleh peserta akan dipamerkan di bulan Desember 2012.
Undangan : Photo Seminar Via PanAm - Kadir van Lohuizen (NOOR)
November 5, 2012Uncategorized @id

PermataBank and Erasmus Huis proudly present :
Photo Seminar 'Via PanAm' - Kadir van Lohuizen
A 12-month journey along the Pan-American highway, investigating contemporary migration in the Americas
Monday November 19, 2012
7 - 9 pm
Open for public
Auditorium Erasmus Huis
Jl. HR Rasuna Said Kav. S - 3
Jakarta 12950
(+62) 21 524 1069
Cp Elisha
085692021655
Kadir van Lohuizen (The Netherlands, 1963) has covered conflicts in Africa and elsewhere, but is probably best known for his long-term projects on the seven rivers of the world, the diamond industry and migration in the Americas. He has received numerous prizes for his work, including two World Press Photo awards.
In September 2007, Kadir and ten others established the photo agency and foundation NOOR. Kadir became a member of the supervisory board of World Press Photo in 2008.
To date, he has published four photo books, including “Diamond Matters, the trail of the diamond” and “Rivers”. In 2011, Kadir started Via PanAm, a 12-month journey along the Pan-American highway, investigating contemporary migration in the Americas. Kadir is based in Amsterdam.
Sesi : Bertemu Sasa Kralj Lagi
November 5, 2012Class,Uncategorized @id

Peserta Permata Photojournalist Grant 2012 kembali berinteraksi dengan Sasa Kralj, fotografer asal Kroasia via Skype pada hari Jum'at (2/11) .
Dalam pertemuan kedua, Sasa kembali menekankan pentingnya riset dalam pembuatan photo story. Riset akan membantu fotografer memahami isu dan permasalahan tema yang akan digarap. Riset yang 'dalam' akan tercermin dalam caption yang menyertai setiap photo story.
Ia sempat menyebutkan bedanya fotografer dan pewarta foto, "A photographer takes pictures, a photojournalist tells stories". Dengan pengertian tersebut, Sasa selalu mendorong setiap peserta PPG 2012 untuk memikirkan apa yang penting dari cerita mereka, mengapa harus diangkat, pelajaran apa yang bisa didapat oleh pembaca dengan melihat photo story mereka.
Menurut Sasa tema-tema yang diangkat para peserta PPG tahun ini sangat variatif. Mereka melihat tema "Pendidikan" dari sudut pandang yang berbeda. Ada yang mengangkat pendidikan diluar sistem pada komunitas Punk, peering education, pendidikan agama, pengaruh televisi. Dengan riset dan caption yang kuat, photo story mereka akan mempunyai cerita yang luar biasa. ( sw).
Sesi : Editing Bersama Kemal Jufri
Oktober 31, 2012Class,Uncategorized @id

Kemal Jufri fotografer dengan reputasi internasional ,pemenang World Press Photo 2011 kategori People in the News Story, hadir di kelas Permata Photojournalist Grand (PPG) 2012 untuk berbagi pengalamannya tentang photo story kepada peserta, di Binus Fx, Jakarta (30/10).
Kelas dimulai dengan menampilkan beberapa photo story karya peserta PPG 2012 yang akan dipilih untuk dipamerkan. Kemal menyaksikan satu persatu foto tersebut, kemudian mendengarkan persentasi singkat dari mereka terkait fotonya.
Ia menilai secara keseluruhan ide-ide yang ditampilkan peserta PPG 2012 sangat menarik, termasuk pendekatan-pendekatan berbeda yang dilakukan beberapa fotografer. Salah satunya photo story peserta PPG 2012 karya Fernando Randy bertajuk “Aku dan Idolaku”. Nando menjelaskan konsep photo story-nya termasuk pendekatan seri portrait yang ia lakukan. Tak hanya kepada Fernando, komentar dan saran ditujukan pula kepada peserta yang lain.
Selama diskusi Kemal berpesan kepada peserta untuk menjadikan pendapat siapapun sebagai masukan dan saran. Pendapat itu dapat diterima atau ditolak sepenuhnya karena pada akhirnya sang fotografer lah yang akan memutuskan.
“Saya bukan menggurui, kita sama-sama belajar, saya hanya bisa beri masukan, karena kalian yang lebih tahu konteksnya. Intinya harus kalian yang menentukan ” tandas Kemal. (Dika)
Sesi : Personal Project oleh Sasa Kralj
Oktober 27, 2012Class,Uncategorized @id

Pada pertemuan hari Kamis (25/10) fotografer peserta Permata Photojournalist Grant 2012 mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan Sasa Kralj, fotografer asal Kroasia. Meski tidak tatap muka melainkan via Skype peserta tetap semangat mengikuti kelas.
Saat memulai kelas, Sasa mencoba memperkenalkan diri dengan bahasa Indonesia. “Halo selamat malam, nama saya Sasa” ucapnya dengan cukup lancar. Selanjutnya, Panitia mengundang Roni Zakaria untuk membantu sebagai penterjemah demi kelancaran proses belajar mengajar di kelas.
Sebagai pembuka Sasa mengajak peserta menilai dan mengomentari sebuah foto dengan dua alternatif caption. Dari latihan tersebut dapat diketahui bagaimana caption sangat mempengaruhi cerita dari sebuah foto. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya melakukan riset untuk mendapatkan caption atau cerita yang berarti. Ia pun menyayangkan jika ada foto yang bagus tapi tidak mempunyai caption. “Tanpa caption penilaiannya hanya berdasarkan suka dan tidak suka. Saya merasa sedih ketika menerima foto bagus tetapi tanpa caption” kata Sasa.
Pada pertemuan itu Sasa memberikan pendapat atas beberapa karya foto peserta. Di akhir kelas, Sasa berpesan kepada peserta agar photo story mereka memberikan informasi dan ‘pelajaran’ baru kepada pembaca. Tak kalah penting adalah berani keluar dari zona nyaman yang dirasakan oleh fotografer dan melakukan pendekatan yang baru dalam mengerjakan photo story (Dika / sw).
SESI : PHOTO EDITING
Oktober 24, 2012Class,Uncategorized @id

Memasuki pertemuan ke-8, para mentor kelas Permata Photojournalist Grant (PPG) tidak lagi menyampaikan materi di depan kelas. Di sesi Photo Editing pada hari Selasa (23/10), kedua mentor PPG Ahmad 'deNy' Salman dan Edy Purnomo bersama dengan fotografer peserta program PPG mendiskusikan foto hasil bidikan mereka.
Seluruh foto para peserta yang sudah dicetak, dipresentasikan kepada mentor dan sesama peserta. Sebelumnya, para peserta PPG 2012 melakukan proses self-editing dengan menyusun urutan setiap foto agar menjadi satu kesatuan photo story yang utuh. Dilanjutkan dengan proses diskusi antara mentor, fotografer dan sesama peserta.
Selama sesi Photo Editing, beberapa foto para peserta diubah susunan fotonya disertai masukan-masukan dari mentor, mulai dari teknik pengambilan gambar, susunan blok foto, penggalian ide, bahkan para mentor tak segan-segan untuk menyuruh para peserta kembali ke lokasi pemotretan dan melakukan reshoot.
Di sesi ini, tidak hanya mentor yang bisa memberi masukan. Sesama peserta PPG pun tak jarang saling me-review karya masing-masing dan memberi kritik maupun saran.
“Proses editing itu ternyata cukup sulit dan dari sesi ini gue banyak dapat masukan dari para mentor dan teman-teman. Intinya sih, dengan sharing foto-foto kita ke orang lain, termasuk ke mentor bisa membantu kita bukan cuma soal editing, tapi ngingetin kita sama hal-hal yang sering gue lupa ketika motret,” kata Dwianto Wibowo, salah satu peserta PPG 2012.
Dwianto yang saat ini berprofesi sebagai Stringer Tempo News Room mengungkapkan bahwa ia merasa terbantu dengan sesi photo editing dalam menggarap photo story-nya.
Ia juga menambahkan, “Gue jadi tahu dan sadar kalau untuk lebih konsisten dengan frame dan unsur-unsur di dalamnya, termasuk color dan angle. Kalau nggak diingetin lewat mentor atau sharing ke teman-teman lain, sering banget lupa.”
Bisa dibilang, sesi kelas kali ini, baik Deny maupun Edy tidak sekadar me-review semua foto para peserta. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki keduanya pun ditularkan ke peserta. Tak hanya Dwianto, pada umumnya semua peserta PPG mendapat banyak saran, kritik bahkan pencerahan terkait evaluasi perbaikan projek foto masing-masing. (DIKA/AWS)
SESI : Journalistic Research
Oktober 22, 2012Class,Uncategorized @id

Setelah materi photo story, kali ini peserta Permata Photojournlaist Grant 2012 mendapat pengetahuan tentang riset jurnalistik dengan pemateri yang kompeten dan pengalaman di bidangnya, Zamira Loebis, di Binus Fx, Jakarta hari Jum'at (19/10).
Zamira yang akrab dipanggil mbak Tatap berpendapat riset menjadi kunci penting dalam pembuatan photo story. Mengutip fotografer terkemuka John Stanmeyer, sahabat sekaligus rekan kerjanya, ia mengatakan kurang lebih pembuatan photo story terdiri dari 70 % riset, 20% logistik, dan 10% fotografi. “Anda harus excited menjadikan riset ini yang utama dari proyek foto Anda” ujar Mbak Tatap.
Selain berbagi bagaimana melakukan riset, mbak Tatap memberikan contoh-contoh dari pengalamannya ketika bekerja dengan para fotografer dengan reputasi internasional seperti James Nachtwey dan John Stanmeyer. Ia juga menekankan betapa pentingnya membaca ketika melakukan riset.
“Jangan takut membaca buku. Rubah lah cara pikiran Anda, membaca bisa santai kalau membacanya benar. Gak perlu baca detil karena bukan ujian, ketika meriset lari ke kata kunci. Kembali ke buku untuk riset” papar Mbak Tatap. (Dika)