Membuat photo story ternyata tidak semudah yang dibayangkan dan tentunya harus memiliki persiapan, perencanaan, dan riset yang matang. Setidaknya hal tersebut menjadi pemahaman awal para peserta di sesi ke-3 kelas PPG yang mengulas tentang “Understanding Photo Story” pada hari Jumat (18/10) di kelas PPG di Jakarta.

 

Dibawah bimbingan mentor Ahmad ‘Deny’ Salman, peserta diajak melihat beberapa contoh photo story dari berbagai fotografer dengan keragaman tema. Mulai dari photo story sederhana bertema binatang, gaya hidup, hingga photo story dengan kompleksitas isu seperti Global Health Crisis karya James Natchwey ataupun Country Doctor karya Eugene Smith.

Di sesi yang mengulas dan memperdalam pemahaman tentang photo story, peserta mendapatkan materi mengenai bentuk-bentuk dan struktur photo story (forms & structure of photo story), teknik penyampaian (ways of telling story),  elemen-elemennya (elements of story telling), beserta ciri-ciri photo story sesuai dengan jenisnya.

 

Mengakhiri sesi, mentor membagi beberapa peserta ke dalam kelompok. Setiap kelompok diberi tugas untuk  membuat perencanaan sebuah photo story dengan tema yang telah ditentukan lengkap dengan argumen-argumen, jenis photo story, elemen-elemen yang akan disajikan, beserta perencanaan visualisasinya.

“Selama ini bikin photo story ya gitu-gitu aja. Tapi setelah pertemuan ini, ternyata saya jadi tahu kalau photo story itu ada jenisnya,” kata Jessica Margaretha, fotografer TopSkor, Jakarta. Sebagai satu-satunya fotografer perempuan yang menjadi peserta PPG tahun ini, menurut Jessica, materi tentang photo story justru sangat membantunya untuk lebih fokus dan lebih tahu jenis photo story yang akan ia buat.

 

“Kalau sudah tahu jenis photo story yang akan kita buat, kita jadi lebih punya persiapan dan setidaknya punya gambaran kebutuhan foto apa yang nantinya akan kita buat dan apa-apa saja yang diperlukan untuk melengkapi story kita,” kata Jessica menutup pembicaraan. (AWS/foto: Radityo Widiatmojo)