WISH YOU WERE HERE
Fanny Kusumawardhani (Pewarta Foto Lepas, Jakarta)

Siang itu berbeda dari biasanya. Ada rasa gelisah selagi menunggu kabar yang akan menentukan status saya di hari esok. Ponsel pintar saya genggam erat. Kotak surat elektronik saya cek tiap beberapa menit. Tepat setelah waktu Dzuhur, ada bunyi notifikasi di ponsel. Kabar buruk akhirnya tiba. Saya resmi kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Terus meningkatnya angka penyebaran virus Covid-19 di Indonesia telah memukul keras perekonomian negara. Aktivitas perekonomian yang dipaksa melambat oleh pandemi memaksa pelaku usaha untuk melakukan efisiensi karyawan untuk menekan kerugian. PHK menjadi norma untuk banyak pekerja di berbagai sektor.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang dikutip media daring kontan.com, antara Maret hingga Juli 2020 ada sedikitnya 2,1 juta tenaga kerja formal dan informal yang terkena dampak ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Menjadi salah satu dari 2,1 juta tenaga kerja tersebut tentu tidak mudah. Gelisah, kecewa, dan sedih datang bersamaan pada saya yang tinggal di Jakarta, jauh dari keluarga. Rumah paman tempat saya menumpang menjadi saksi bisu semua emosi yang saya rasakan.

Kerinduan akan keluarga semakin terasa. Namun, mereka hadir lewat lantunan doa yang terus mengalir. PHK membuat saya menyadari pentingnya dukungan orang-orang terdekat untuk membuat api harapan saya tetap menyala.