Down Swan

Down Swan

Dita Putri, Jawa Pos

 

Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan oleh kelainan kromosom, yaitu ketika sepasang kromosom gagal memisahkan diri saat pembelahan.

Bagi Luisa Nadya Rafael Tanjaya terlahir dengan down syndrome bukan berarti tidak bisa berprestasi seperti teman-temannya yang normal. Gadis yang masih tampak mungil di usia 15 tahun ini menemukan kecintaan pada balet, tarian lembut nan indah dari Eropa. Sejak usia lima tahun, dia sudah mulai belajar menari.

Terlepas dari keterbatasan fisiknya, Nadya tak pernah jera mempelajari tarian anggun berbasis teknik en pointe, keseimbangan badan bertumpu pada ujung kaki. Gerakan ini secara umum sulit dilakukan, terlebih bila jarak antar jemari kaki lebar-lebar seperti milik Nadya.

Menari kelompok bukan buat Nadya. Toleh kanan, toleh kiri, sudah jadi kebiasaan saat ia harus berkoordinasi dengan penari lain. Namun, Nadya hebat berimprovisasi ketika menari solo. Senyum manisnya selalu mengembang saat pentas. Dibalut kostum tutu bermanik, hiasan bunga cantik di gelungan rambut hitamnya…Swan princess Nadya siap beraksi!

Itu semua tak lepas dari kegigihan sang bunda, dr Ninik Pujiastutik, yang senantiasa mendampingi buah hatinya. Sejak mengetahui Nadya suka menari-nari sendiri ketika mendengar instrumen pengantar balet, Ninik langsung mengarahkan sang putri menekuni tarian yang membutuhkan kondisi fisik superprima tersebut. Ia tak pernah berhenti memberi semangat, dorongan serta fasilitas agar Nadya bisa berlatih. Nadya cukup sering tampil dalam pementasan balet di Surabaya.

 

BIOGRAFI

Dita Putri, fotografer perempuan kelahiran 22 Oktober 1987. Sejak 2007, ia bekerja di Harian Jawa Pos. Mengenal dan belajar fotografi sejak bergabung di UKM Universitas Airlangga (Airlangga Photography Society 05-09).

 

Caption :

Foto 1 : Menjadi Princess

Foto 2 : Berjuang

Foto 3 dan 4 : Berlatih

Foto 5 : Sentuhan