Laung Nirmala

Laung Nirmala
Virliya Putricantika, Bandungbergerak.id – Bandung

Trauma Nirmala sebagai korban kekerasan dalam berpacaran ibarat sebuah lorong gelap yang masih membawa menghantui. Setiap kali ia mengingat masa tersebut, ada gemetar yang menjalar di sekujur tubuh dan memaksanya menghentikan langkah. Ia sering merasa hilang arah.

Lingkaran kekerasan (cycle of abuse) dialami Nirmala selama lebih dari satu tahun. Janji berubah yang ia dapatkan ternyata hanya janji. Kenyataannya, yang sering ia terima malah berbagai ancaman yang membuatnya jatuh semakin jauh dalam lorong gelap seorang diri.

“Saat aku mengalami kekerasan aku sadar, tapi aku ga bisa keluar,” kata Nirmala sambil duduk lesehan di lantai teras salah satu sudut kampusnya. 

Tindak kekerasan dalam berpacaran, termasuk di dalamnya kekerasan seksual, merupakan masalah serius di negeri ini. Komisi Nasional Perempuan mencatat dari 4.500 laporan yang diterima sepanjang tahun 2021, sebanyak 1.200 di antaranya merupakan tindak kekerasan dalam berpacaran. 

Banyak kasus kekerasan terjadi di lingkungan perguruan tinggi, yang mestinya menjadi ruang aman bagi mahasiswa. Merujuk data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), selama periode Januari-Juli 2021 ada setidaknya 2.500 kasus kekerasan seksual yang terjadi di kampus. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan jumlah kasus tahun 2020, yaitu 2.400 kasus. Terbitnya Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi menegaskan bahwa ruang aman bagi para korban sangat diperlukan.

Bercerita pada salah seorang teman yang dipercayai menjadi awal kesadaran Nirmala bahwa dirinya telah menjadi korban kekerasan dalam berpacaran. Dengan usahanya, ia berhasil keluar dari sebuah hubungan yang tidak sehat. Kejadian yang menimpanya memberi motivasi untuk menyuarakan isu gender dan kekerasan seksual. Ia kemudian berinisiatif menjadi bagian dari organisasi yang memberikan pendampingan kepada penyintas. “Perempuan bisa bergerak dengan berbekal keyakinan pada diri sendiri,” katanya. 

Nirmala hari ini adalah aktivis perempuan yang secara aktif menciptakan ruang aman di lingkungan kampus bersama teman-temannya.  Setelah meninggalkan lorong gelapnya, laung Nirmala kian lantang.