Foto dan teks merupakan satu paket, melengkapi satu sama lain. Sebagai pewarta foto kedua hal ini menjadi kemampuan kunci yang harus dikuasai. Selain piawai menangkap momen menggunakan kamera, juga harus memiliki kemampuan untuk menuliskan hal-hal yang tidak dapat digambarkan dengan visual. Untuk itu, program Permata Photojournalist Grant selalu memasukkan materi penulisan ke dalam kurikulumnya. Program PPG 2020 mengundang Budi Setiyono (Redaktur Pelaksana Historia.id) untuk memberikan materi Penulisan 1 pada Selasa (12/01/2021).

Materi kelas berangkat dari penjelasan tentang bentuk-bentuk penulisan berita; Berita Lempang, Feature, dan Narasi. Pengetahuan tentang bentuk-bentuk penulisan berita memberikan gambaran konten dan struktur tulisan yang akan dibuat. Misalnya dalam Berita Lempang atau Berita Langsung, cukup berisi informasi umum seperti Apa, Kapan, dan Dimana. Sementara untuk Feature dan Narasi, bisa memberikan informasi yang lebih mendalam.

Jika dalam sesi 5: Research For Documentary Photography, mentor pada sesi itu, Saša Kralj, menekankan pentingnya untuk melakukan riset berulang kali. Di pertemuan kali ini Budi menekankan hal yang sama, riset dan observasi penting dilakukan sebagai awal persiapan penulisan. Ia juga menyampaikan wawancara tidak cukup dilakukan satu kali, harus berulang kali selain untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari narasumber atau subyek foto, juga untuk lebih mengenal subyek foto atau narasumber.

Budi juga menyampaikan pentingnya untuk memelihara rasa ingin tahu dan skeptisme. Skeptisme artinya mempertanyakan banyak hal: Apakah sumbernya terpercaya? Apakah informasi yang didapat sudah benar?

“Penulis yang baik adalah juga editor yang baik. Kita harus membiasakan untuk menyunting tulisan kita sendiri. Pastikan tidak ada salah ketik, pastikan alur tulisan enak dibaca, jika kurang yakin mintalah orang lain untuk membaca tulisanmu,” Budi berpesan.

Sunting tulisan secara mandiri menjadi salah satu bagian penting dalam penulisan. Tidak sedikit kasus penulis tidak membaca ulang tulisannya, sehingga banyak ditemukan salah tulis di sana-sini. Bahkan, ada yang lupa mencantumkan judul tulisan. // Lisna Dwi Astuti