Kelas Ke 2 Understanding Photo Story. Kelas Ke 2 Understanding Photo Story.

Foto-foto Mr. He, seorang petambang emas di Tiongkok yang memiliki penyakit Cilicosis kronis terpampang dari layar proyektor. Rangkaian foto dari photo story “Dying to Breathe” karya Sim Chi Yin, fotojurnalis Singapura yang kini menetap di Tiongkok ini menceritakan tentang kisah hidup Mr. He yang divonis oleh dokter bahwa hidupnya tidak akan bertahan lama namun ia justru hidup lebih lama dari perkiraan dokter. Slide berikutnya pun berganti, menampilkan serangkaian foto yang mengisahkan tentang kehidupan perempuan pendamping karya Aditya Herlambang Putra.

Aktivitas para peserta di sesi ke-2 Kelas Permata Photojournalist Grant (PPG) yang berlangsung pada hari Selasa (20/12) terlihat semakin menarik. Bersama mentor Edy Purnomo dan co-mentor Yoppy Pieter serta Rosa Panggabean, peserta dibagi menjadi dua kelompok dan setiap kelompok memilih satu photo story untuk dipresentasikan, mendiskusikan tantangannya, emosi apa yang dirasakan, dll.

 “kecepatan fotografi tidak memungkinkan manusia berlama-lama, oleh karena itu disini kita harus  membuat bagaimana rasa menjadi sesuatu yang krusial”  tegas Edy Purnomo saat mengisi materi.

Setelah sesi kelompok selesai, mentor kembali mendiskusikan pemahaman photo story kepada para peserta. Peserta PPG juga diajak kembai berdiskusi mengenai keempat photo story lainnya karya Kadir van Lohuizen, Liu Jie, Chie-Chin Chan dan Ramdani yang semuanya mengangkat isu tentang imigran dan membedah masing-masing photo story dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.

Di akhir sesi, mentor berharap kedelapan peserta mempunyai pandangan baru dalam membuat projek photo story setelah megikuti kelas ini dan para peserta pun diberi tugas yaitu memilih salah satu photo story yang paling mereka sukai dari buku Jopp Swart Masterclass – World Press Photo yang akan akan mereka presentasikan di sesi kelas berikutnya.

“Ketika membangun photo story, cerita boleh soal orang-orang yang terpinggirkan tapi cara bertutur dan membangun persfektif ini yang harus berbeda” ujar Edy Purnomo sambil menutup kelas hari ini. (Elisha/Foto; Fakhri)