Peserta PPG 2018

Partisipan - Ajeng Dinar Ajeng Dinar Ulfiana (Katadata.co.id, Jakarta) memulai kariernya sebagai Fotografer Jurnalistik sejak Oktober 2018 di Katadata.co.id. Ia mendapat penghargaan juara pertama Citizen Journalist Photo Story dalam ajang Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2017 dengan karyanya yang berjudul Mr. X. Baginya fotografi merupakan caranya mengekspresikan idealisme.
Ajeng Dinar (Katadata.co.id) started her career as a Photojournalist in October 2018 at Katadata.co.id. She won first prize in the Citizen Journalist Photo Story category of Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2018. Her winning work, titled Mr. X. Photography, is her way of expressing idealism.

 

 

Partisipan - Albertus Vembrianto Albertus Vembrianto (Pewarta Foto Lepas, Timika) adalah jurnalis foto dan fotografer dokumenter ini, sering bekerja pada proyek-proyek independen berbasis di Papua, Indonesia dan wilayah sekitarnya. Ia pernah membuat dokumenter visual untuk sejumlah riset sosial akademis dan organisasi nirlaba. Karya fotonya pernah dipublikasikan oleh media dan jurnal internasional maupun nasional. Selain itu, ada dua buku yang dibuat keroyokan dan diterbitkan penerbit indie, berjudul Arca dan Carita Pawitra. Beberapa publikasi memakai nama Vembri Waluyas. Pada 2009, ia mulai memotret isu Papua di beberapa kabupaten di Papua selama dua bulan. Pertengahan 2015, bersama pasangan, ia memutuskan tinggal di Papua. Kini ia sedang mengerjakan cerita visual secara mandiri tentang perubahan lanskap hidup orang Papua. Portofolionya dapat dilihat di www.albertusvembrianto.com.
Albertus Vembrianto (Freelance Photojournalis, Timika) is a photojournalist and documentary photographer who often works on independent projects in Papua, Indonesia and its surrounding areas. In the past, he has created visual documentaries for a number of academic social researches and nonprofit organizations. Some of his photos have also been published in national and international media and journals. In addition to that, he co-authored two books—Arca and Carita Pawitra—that were published by indie publishers. A number of his works were published under the pen name Vembri Waluyas. In 2009, he spent two months capturing issues of several Papua districts in pictures. In mid-2015, he and his spouse decided to live in Papua. He is currently working independently on a visual story about changes in the lives of Papuans. His portfolio can be seen on www.albertusvembrianto.com.

Partisipan - Aprilio Akbar Aprillio Akbar (Antara Foto, Jakarta) mengenal fotografi sejak kecil lewat pengaruh kuat ayahnya yang saat itu berprofesi sebagai fotografer pernikahan. Setelah lulus dari Jurusan Fotografi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, ia bekerja sebagai kontributor foto harian di Lembaga Kantor Berita Nasional ANTARA dengan berbagai penugasan untuk meliput berbagai isu, mulai dari kehidupan sehari-hari, sosial, politik, hukum, ekonomi, olahraga, dan bencana.
Aprillio Akbar (Antara Foto, Jakarta) has been exposed to photography since a very young age, through the strong influence ofhis father who worked as a wedding photographer at the time. After graduating from the Photography program of Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, he started to work as a daily photo contributor at the National News Agency ANTARA, with coverage assignments ranging from daily life, social, and politics to law, economics, sports, and disasters.

Partisipan - Bayu Eka Novanta Bayu Eka Novanta (Pewarta Foto Lepas, Malang) adalah pewarta foto lepas dan fotografer dokumenter, dengan minat di bidang sosial, travel, lingkungan, dan budaya. Ia mulai menggeluti fotografi sejak 2011 saat mengikuti unit kegiatan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Jurnalistik dan Fotografi (HMJF) dan juga sempat bekerja untuk media cetak sebagai pewarta foto selama hampir empat tahun. Beberapa karyanya juga banyak dimuat di halaman nasional salah satu grup media besar di Indonesia dan juga beberapa majalah travel. Sebagai pewarta foto lepas, Bayu mengerjakan berbagai penugasan untuk editorial dan juga komersial.
Bayu Eka Novanta (Freelance Photojournalist, Malang) is a freelance photojournalist and documentary photographer with interest in social, travel, environmental, and cultural issues. He started to get into photography in 2011 when he joined Journalistic and Photography Student Council, a student activity unit. In the past, he has also worked for print media as a photojournalist for almost four years. Several of his works were featured in the national pages of a large media group in Indonesia and a number of travel magazines. As a freelance photojournalist, Bayu works on a number of editorial and commercial assignments.

Partisipan - Denty Nastiti Denty Piawai Nastitie (KOMPAS, Jakarta) memulai karir jurnalistiknya sebagai penulis dan fotografer lepas saat masih duduk di bangku SMA. Karya fotografinya yang dibuat dengan menggunakan kamera ponsel pernah dimuat sebagai sampul majalah National Geographic Traveler. Bersama teman-temannya, Denty meluncurkan majalah digital, Backpack Idea, yang isinya berfokus pada fotografi perjalanan. Pada 2017, meluncurkan buku foto berjudul: Pelangi di Timur Tengah untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi di masyarakat. Ia mendapatkan penghargaan dari Uni Eropa karena karya jurnalistiknya dinilai telah memperjuangkan semangat keberagaman dan anti-diskriminasi. Kini, Denty berkarya sebagai jurnalis olahraga di harian KOMPAS.
Denty Piawai Nastitie (KOMPAS, Jakarta) started her journalistic career as a writer and freelance photographer when she was still in senior high school. Her first photo, shot with mobile phone camera, was published as the cover of National Geographic Traveler magazine. Together with her friends, Denty launched a digital magazine, Backpack Idea, with focus on travel photography. In 2017, she launched a photo book titled Pelangi di Timur Tengah to promote tolerance among the society. She obtained an award from the European Union for her efforts in advocating diversity and antidiscrimination in the society. At present, Denty works as a sports journalist at KOMPAS newspaper.

Partisipan - Helmi Afandi Helmi Afandi Abd (kumparan.com, Jakarta) mengawali kariernya sebagai pewarta foto jurnalistik pada 2013. Lulusan Ilmu Komunikasi UIN Syarief Hidayatullah ini memiliki ketertarikan terhadap dunia Lintas Alam dan menjadi salah satu anggota UKM Fotografi Kalacitra. Saat ini, Helmi bekerja di kumparan.com sebagai fotografer harian yang meliput berita Nasional, Metro, dan Olahraga. Ia juga berpartisipasi dalam beberapa pameran seperti Konferensi Asia Afrika, ICW, dan Mata Anti Korupsi. Beberapa karyanya sempat diminta untuk dimuat di buku dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia sukses meraih beberapa prestasi seperti Anugerah Karya Jurnalistik Anti Korupsi 2016 dan Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2017 kategori General News.
Helmi Afandi (kumparan.com, Jakarta) started his career as a photojournalist in 2013. A graduate of Communications Science program at UIN Syarief Hidayatullah, he has a great interest in cross-country sports and was a member of Kalacitra Photography Student Activity Unit. At present, Helmi works at kumparan.com as a daily photographer, covering National, Metro, and Sports news. He has also participated in several exhibitions, such as The Asian-African Conference, ICW, and Mata Anti Korupsi. Several of his works were published in a book by Indonesia’s Corruption Eradication Commission (KPK). He won several awards, such as Anugerah Karya Jurnalistik Anti Korupsi 2016 and Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2017 in General News category.

Partisipan - Hendra Eka Hendra Eka (Jawa Pos, Jakarta) memulai karirnya sebagai pewarta foto di koran Jawa Pos pada 2010. Selama bekerja, Hendra banyak ditugaskan untuk meliput event olahraga seperti pertandingan basket NBA di California, AS,kejuaraan sepak bola Piala Eropa, ajang balap sepeda Tour de France, Formula One, Sea Games Malaysia 2017, dan Tenis WTA Finals di Singapura. Selain itu, ia juga pernah melakukan liputan ekspedisi jalur darat dari Bangkok hingga India selama 3 bulan. Fotonya pernah mendapat penghargaan pada ajang Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) dan karyanya juga pernah dipamerkan di R.K Burt Gallery, London. Kini ia sedang mendalami foto cerita dan tertarik mengerjakan isu-isu seputar gender dan identitas.
Hendra Eka (Hendra Eka, Jakarta) started his career as a photojournalist at Jawa Pos newspaper in 2010. During his work there, Hendra has been assigned to report many sports events, such as the NBA basketball game in California, USA, the UEFA Euro soccer championship, Tour de France cycling competition, Formula One, 2017 SEA Games in Malaysia, and the finals of WTA tennis tournament in Singapore. In addition to that, he has also covered a 3-month overland expedition from Bangkok to India. He was awarded for his photo at Anugerah Pewarta Foto Indonesia (APFI) event. In the past, his work has also graced the walls of R.K. Burt Gallery, London. Currently, he is honing his skills in photo stories and taking a further interest in working on gender and identity issues.

Partisipan - Muhammad Hidayat Muhammad Hidayat (TEMPO, Jakarta), biasa dipanggil Iday, adalah jurnalis foto lepas yang sekarang berdomisili di Jakarta, Indonesia. Ia memiliki ketertarikan terhadap isu-isu sosial, lingkungan dan budaya. Ia memulai fotografi secara otodidak dan pada tahun 2015 membangun forum diskusi fotografi di Padang bersama 5 fotografer lainnya yang bernama Sore Rabu Project. Semakin tertarik dengan dunia foto jurnalistik, tahun 2017, ia mengikuti workshop reguler di Galeri Foto Jurnalistik Antara. Awal tahun 2018, ia bergabung dengan media TEMPO sebagai fotografer sampai saat ini.
Muhammad Hidayat (TEMPO, Jakarta), or Iday, is a freelance photojournalist who currently resides in Jakarta, Indonesia. He is a self-taught photographer with special interest in social, environmental, and cultural issues. In 2015, with five other photographers he co-founded a photography discussion forum in Padang called Sore Rabu Project. His growing interest in photojournalism sent him to the regular workshops held at Galeri Foto Jurnalistik Antara in 2017. In the beginning of 2018, he joined TEMPO, where he currently works as a photographer.

Partisipan - Putra Muhammad Akbar Putra Muhamad Akbar (Republika, Jakarta) mulai mempelajari fotografi pada masa kuliah di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta di UKM fotografi Kaphac 32. Ia mengawali karir pada dunia jurnalistik sebagai pewarta foto sejak tahun 2016 di harian lokal di Bogor dan kini bekerja untuk Harian Republika. Bagi laki-laki yang akrab disapa Abay itu, fotografi jurnalistik merupakan salah satu cara untuk mempelajari kehidupan melalui orang-orang yang menjadi subjek fotonya.
Putra Muhamad Akbar (Republika, Jakarta) started learning photography when he was studying at Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta, where he was a member of Kaphac 32 Photography, a student activity unit. His career in journalism started in 2016 as a photojournalist at a local newspaper in Bogor. He currently works for Harian Republika. To Abay, as he is often called, photojournalism is one way to learn about life through the individuals who become his photo subjects.

 

(Foto: Agoes Rudianto)