Suar Sunyi

Suar Sunyi
Kavin Faza, ayobandung.com – Bandung

Seniman pantomim Wanggi Hoediatno (34) yang kelahiran Cirebon mulai tertarik dan berupaya melestarikan seni pertunjukan pantomim pada 2004. Melalui seni pantomim yang ditekuninya, Wanggi mencoba menyentuh dan menjelajahi keberagaman  di Indonesia.

Dalam perjalanan kekaryaannya, Wanggi menjadikan pantomim sebagai bahasa perdamaian, sesuai pernyataan yang dibuat World Mime Organization (WMO) dan disepakati oleh 34 negara dari 4 benua. Wanggi sendiri mengemban amanat sebagai delegasi Indonesia untuk WMO.

Bagi Wangi, pantomim bukan hanya hiburan melainkan medium untuk menyampaikan pesan dan nilai tertentu. Salah satu karya yang menginspirasinya adalah film Charlie Chaplin dan berjudul The Kids (1921). Dalam film tersebut, Chaplin berperan sebagai ayah angkat bagi seorang anak gelandangan, dan melalui ceritanya  mengajarkan mengenai kepedulian terhadap sesama. Sedangkan dalam film The Great Dictator (1940), Chaplin memberikan pidato yang dikenal sebagai the message of humanity (pesan untuk kemanusiaan) yang hingga kini masih relevan. Ada pula pesan kemanusiaan yang disampaikan dalam karya Marcel Marceau berjudul Youth, Maturity, Old Age and Death (1965). Dalam film tersebut, Marceau berperan sebagai karakter yang identik dengannya, Bip si Badut.

Dalam karya-karyanya, Wanggi menjadikan pantomim sebagai medium kritik sosial dan bahasa perdamaian. Tanpa kata, ia mengangkat beragam isu termasuk ingatan kolektif terhadap ketidakadilan, kejahatan terhadap alam, kemanusiaan, dan kebebasan berekspresi. Wanggi secara aktif menggelar pertunjukan pantomim yang mengangkat isu-isu tersebut, karena menurutnya laju informasi yang sangat cepat membuat isu-isu penting tenggelam dan mudah terlupakan. 

Di balik rias wajah putih, suara tubuhnya terdengar lantang dalam keheningan. Setiap gestur membahasakan makna yang ingin disampaikan. Wanggi berharap seni pantomim menjadi pemantik interaksi komunal serta menjadi sarana edukasi untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat. Ia juga berharap pantomim dapat membuka jalan bagi apresiasi seni lintas medium di Indonesia, guna mendukung keberlanjutan ekosistem seni di Indonesia.