Napak Tilas Sang Laksamana

Napak Tilas Sang Laksamana
Kurnia Ngayuga Wibowo – Fotografer Lepas & ISP Jawa Barat

 

Matahari bersinar terik. Lalu-lalang kendaraan meramaikan suasana. Kepulan asap tipis membumbung tinggi dibarengi bau hio dari dalam Klenteng Sam Poo Kong. Di balik tembok merah yang mengelilingi klenteng di Semarang ini, berdiri tegak sebuah patung setinggi 12 meter.

Sosok yang digambarkan patung itu adalah Laksamana Cheng Ho, seorang bahariawan dari Tiongkok yang diutus Dinasti Ming sekitar tahun 1405 M untuk memimpin sebuah ekspedisi diplomasi dan perdagangan ke berbagai negeri, termasuk Nusantara. Selain Semarang, armada Cheng Ho juga singgah di wilayah pesisir utara Jawa lainnya, termasuk Cirebon.

Selama berlabuh di Cirebon, armada Cheng Ho sempat membangun hubungan dengan Kerajaan Padjajaran, yang kala itu merupakan penguasa Cirebon. Mereka memberikan cinderamata berupa keramik porselen, kain sutra, dan sejumlah benda sebagai tanda terima kasih. Tak hanya itu, Cheng Ho bahkan sempat mendirikan sebuah mercusuar di pesisir Cirebon sebagai wujud dukungannya terhadap aktivitas masyarakat setempat.

Enam ratus tahun sudah berlalu sejak armada Cheng Ho pertama kali singgah di kedua kota tersebut. Semarang dan Cirebon tak lagi sama dan terus berubah seiring zaman. Jejak-jejak peninggalan Cheng Ho di tanah Jawa kian terkikis zaman, tetapi ceritanya abadi dalam ingatan kolektif masyarakat.

Melalui karya mixed media ini, saya berandai-andai mengajak Cheng Ho bernostalgia ke tempat-tempat yang disinyalir pernah ia kunjungi selama berada di kedua kota tersebut. Bersama Cheng Ho, singgah ke masa kini untuk sepenggal memori.