Com.pan.ion

Industri karaoke di Parangtritis, Yogyakarta, lebih dari sekadar tempat yang menawarkan hiburan semata, melainkan sebuah penggerak perekonomian untuk hidup. Ada sekitar 247 pekerja Lady Companion (LC) yang bekerja di sekitar 50 tempat karaoke. Tidak ada syarat khusus untuk menjadi salah satunya. Hanya KTP dan berumur di atas 18 tahun. Selainnya ditentukan oleh Paguyuban Karaoke.

Sesuai namanya, “companion”, para LC bertugas menemani para tamu dengan keramahan: dari menuangkan minuman hingga menemani bernyanyi.

“Aku dari 14 tahun aja udah gak dibayarin orang tua, udah berhenti sekolah dari kelas satu SMA karena ekonomi,” tutur Cinta, salah satu yang bekerja sebagai LC untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Tidak berijazah SMA membuatnya sulit untuk mencari pekerjaan dengan gaji yang mumpuni.

Tidak mudah menjadi LC. Pasalnya banyak yang menyamakan dengan PSK sehingga banyak tamu tidak tahu batasan interaksi seperti menghubungi di luar jam kerja atau dilabrak istri sah tamu. Belum lagi risiko kesehatan seperti ‘lambung pecah’ yang mengintai akibat konsumsi alkohol berlebih karena ajakan tamu yang lebih suka jika LC minum alkohol. Inilah salah satu yang mendasari Cinta ingin segera berganti profesi jika tabungannya cukup nanti dan mewujudkan mimpinya untuk menjadi juragan kos.

Cinta adalah sedikit kisah tentang mereka yang mencoba berjuang memenangkan kehidupan di keadaan yang sulit. Di balik senyum tulus, dentuman musik karaoke, dan alunan lagu-lagu indah, ada kisah-kisah yang tak pernah terdengar.