1

Hujan dan macetnya lalu-lintas ibukota Jakarta rupanya tidak menghalangi semangat para peserta Permata Photojournalist Grant (PPG) untuk menghadiri kelas PPG yang sudah memasuki sesi Editing 2 pada hari Selasa (13/1). Ketiga mentor PPG; EdyPurnomo, Ahmad ‘DeNy’ Salman, bersama mentor tamu Beawiharta (Reuters), tampak serius mengamati hasil foto para peserta.

“Saya yakin, teknis bukan lagi persoalan bagi kawan-kawan peserta PPG karena toh dalam keseharian kita cukup percaya mereka adalah jurnalis foto yang memotret setiap hari. Mungkin tantangannya adalah bagaimana menghasilkan foto yang ‘wow’ mengingat fotografer bekerja di bidang visual,” tutur Beawiharta.

Masih menurut Beawiharta dan para mentor lainnya, selain ide, riset, dan konsep, tantangan dalam membuat photo story adalah proses editing dimana fotografer selain melakukan self-editing namun juga tetap membutuhkan ‘mata ketiga’ dalam menyusun urutan-urutan foto untuk menjadi satu rangkaian photo story.

Elemen-elemen photo story, detail, portrait, interaksi, dll, adalah beberapa hal penting yang kerap diingatkan para mentor pada para peserta. Tak jarang beberapa peserta harus melakukan foto ulang demi satu keutuhan rangkaian photo story-nya.

“Setiap editor atau mentor punya gaya yang berbeda dalam menyusun urutan foto, tapi dari sesi Photo Editing ini, saya sadar pentingnya konteks dan menaruh emosi agar orang yang melihat foto-foto kita jugabisamerasakannya. Itu yang susah,” kata Ricky Martin, fotografer majalah anak Bobo, yang menjadi salah satu peserta PPG 2014.

Sebelum mengakhiri kelas, para mentor pun mengingatkan para peserta bahwa kekuatan sebuah photo story bukan sekadar kemampuan teknis semata. Fotografer sebagai visual story teller diharapkan mampu menghadirkan karya-karya visual yang mampu menghadirkan emosi dan menghadirkan fakta dan cerita yang kerap luput dari mata publik. (Teks: AWS / Foto: Fakhri)