Melengkapi rangkaian pre-event program Permata Photojournalist Grant 2012 sebagai wujud komitmen untuk memajukan dan meningkatkan kualitas para Pewarta Foto di Indonesia, PermataBank dan Erasmus Huis mempersembahkan “John Stanmeyer Workshop”.

 

Bertempat di Erasmus Huis, sebanyak 12 Pewarta Foto dan fotografer profesional yang telah dipilih melalui proses seleksi portfolio oleh Ahmad ‘deNy’ Salman (mentor dan kurator PPG 2011) dan Beawiharta (Reuters), berkesempatan mengikuti workshop John Stanmeyer yang diadakan selama satu hari penuh pada hari Senin (23/6) lalu.

 

Workshop diawali dengan kata sambutan dari Leila Djafaar, Executive Vice President, Head Corporate Affairs PermataBank. Di hadapan para peserta workshop, Leila menekankan pentingnya memberi kesempatan kepada para fotojurnalis untuk meningkatkan kualitas mereka selaku pekerja media. Ia juga meyakini bahwa dengan adanya workshop John Stanmeyer, tentunya ia  berharap bahwa kedepannya fotojurnalis dan fotografer Indonesia mampu bersaing dengan fotografer lainnya di kancah internasional.

 

Sesi berikutnya dilanjutkan dengan presentasi dan slideshow photo story karya Stanmeyer selama 30 tahun ia berkarier. Stanmeyer juga membagi rahasia dapurnya dalam mencari ide, mengembangkan ide, melakukan riset, membuat konsep dan mengajukan proposal untuk photo story. Fotografer asal Amerika yang juga salah satu pendiri agensi foto VII ini, tak lupa menceritakan kisahnya saat memulai kariernya sebagai fotografer fashion hingga pengalamannya saat mendapat penugasan dari berbagai media internasional seperti National Geographic, TIME Magazine, Newsweek, dll.

 

Acara workshop pun dilanjutkan dengan Photo Discussion & Portfolio Review, dimana di sesi ini Stanmeyer memberikan saran dan kritik yang membangun untuk setiap photo story karya ke-12 peserta workshop.

 

Menjelang akhir workshop, Stanmeyer mengingatkan bahwa workshop ini bukan hanya berfokus pada urusan teknis ataupun bagaimana menghasilkan sebuah photo story yang ‘powerful’. Melalui workshop ini ia berharap agar para peserta kian memahami etika dan kode etik profesi, dan yang paling penting adalah bahwa ada baiknya kita berkarya bukan hanya sebagai fotografer, melainkan selalu menempatkan diri kita sebagai seorang manusia.

 

It’s not about you, it’s about them…” tegas Stanmeyer mengingatkan pentingnya seorang Pewarta Foto maupun fotografer untuk mampu berinteraksi dengan baik terhadap subjek maupun lingkungan. (AWS)