WhatsApp Image 2019-01-25 at 17.16.34

Mentor Edy Purnomo pernah menyatakan “Ada ungkapan satu foto bermakna seribu kata, padahal semestinya sebuah foto memerlukan seribu kata untuk menyampaikan gagasan fotografer kepada pembaca supaya tidak terjadi salah penafsiran dan informasi”. Untuk itu, fotografer dituntut juga untuk dapat menulis, paling tidak untuk dapat menyampaikan gagasannya kepada pembaca/penikmat foto. Program Permata PhotoJournalist Grant menyadari penting untuk memasukkan materi penulisan dalam kurikulum kelas PPG. Untuk ketiga kalinya sejak 2016, program PPG mengundang Yusi Avianto Pareanom, penulis yang telah menerbitkan 1 novel dan 2 kumpulan cerita pendek untuk memberikan materi penulisan kepada peserta Permata PhotoJournalist Grant 2019.

“Menulis tidak bisa kebetulan bagus”

“Menulis bukan hanya pelajaran menulisnya sendiri, menulis itu pelajaran berpikir, pelajaran bernalar. Menulis mendekatkan pikiran dengan jari,” ungkap Yusi di awal sesi Penulisan I pada Selasa, 22 Januari 2019 di PermataBank, WTC 2. Yusi meyakini bahwa fotografer ternama yang menjadi idola para peserta juga pasti menulis dan membaca. Rasanya kita bisa mengamini pernyataan ini, bahwa proses kreatif/penciptaan karya tidak dapat berdiri tunggal, memotret tidak hanya memotret tapi akan memerlukan proses yang melibatkan berpikir, membaca, dan menulis. Sehingga, gagasan tidak hanya menjadi gagasan tetapi bisa tersampaikan dengan utuh kepada pembaca.

 

(Lisna Dwi Astuti / Foto: Agoes Rudianto)