Hampir dua bulan sudah kelas PPG berjalan sejak sesi pertama berlangsung awal Oktober lalu. Selama kurun waktu tersebut, ke-10 fotojurnalis penerima Permata Photojournalist Grant 2013 telah melewati 12 Sesi Kelas dan mempelajari banyak hal. Mulai dari mengenal photo story dan jenis-jenisnya, cara membuat proposal, melakukan riset, menulis caption, visual literacy, hingga photo editing. Proses shoot and re-shoot serta selfediting seolah sudah menjadi hal rutin ketika bagi peserta demi menyelesaikan photo story masing-masing yang nantinya akan dipamerkan di akhir program.

Sebagai bagian dari program, salah satu agenda yang rutin dilakukan adalah Sesi Panel dimana Kelas PPG mengundang Tim Panelis yang terdiri dari Leila Djafaar (EVP-Head Corporate Affairs PermataBank), fotografer senior Dita Alangkara (Associated Press/AP), dan redaktur foto Hariyanto dari Media Indonesia.

Di dalam Sesi Panel yang berlangsung pada hari Selasa (26/11) di Pad@28, Senopati, Jakarta Selatan, para peserta PPG mempresentasikan photo story masing-masing berupa slideshow di hadapan Tim Panelis dengan durasi masing-masing 10 – 15 menit. Kritik maupun saran dilontarkan oleh Tim Panelis, namun tak jarang juga beberapa karya foto dan photo story beberapa peserta juga diberi pujian terutama terkait konsep cerita dan proses penggalian ide photo story terkait tema PPG tahun ini yang mengangkat tema “Pemberdayaan” (Empowerment).

“Secara teknis sebetulnya beberapa sudah oke, mungkin tantangan terbesarnya adalah bagaimana menghasilkan photo story yang betul-betul personal yang mampu menunjukkan foto-foto dengan pendekatan emosional dan ada unsur kedekatan antara si fotografer dengan subjeknya,” kata Hariyanto.

Serupa dengan Hariyanto yang menekankan pentingnya unsur emosional dan kedekatan dengan subjek, menurut Leila DJafaar, foto-foto yang menunjukkan adanya emosional tentunya memilik impact yang powerful terhadap pembaca. Leila juga menambahkan, “Tantangan lain yang rekan-rekan fotojurnalis hadapi adalah bagaimana menghasilkan photo story dengan ide maupun konsep cerita yang out of the box, yang tentunya hal tersebut mau tidak menuntut para fotojurnalis untuk melakukan riset dan banyak membaca.”

Masih menurut Leila, setiap tahunnya komite berusaha meningkatkan kualitas program PPG, baik melalui program atau materi pelajaran hingga para fotografer lokal maupun bertaraf internasional untuk hadir menjadi mentor tamu. Seperti misalnya tahun ini yang kembali menghadirkan fotografer asal Belanda pemenang World Press Photo, Kadir Van Lohuizen. Menariknya lagi, tema Pemberdayaan itu sendiri justru seolah menjawab tantangan bagi para fotojurnalis sendiri untuk juga mampu ‘memberdayakan’ dirinya, salah satunya dengan mengerjakan sebuah photo story.

“Banyak dari para peserta PPG memiliki potensi dan masih banyak yang bisa digali. Harapannya kalau bisa ada banyak program-program seperti PPG termasuk mengundang fotografer dari Asia sekadar untuk sharing cara kerja masing-masing atau bahkan ada kolaborasi dengan artis-artis yang bergerak di bidang seni kontemporer sekadar memperkaya wawasan & ide para peserta PPG,” tutur Dita Alangkara.

Sesi Panel yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam tersebut ditutup dengan acara ramah-tamah. Turut hadir para mentor PPG, beberapa alumni PPG Angkatan I (2011) dan Angkatan II (2012) serta para tamu undangan seperti Bob Wardhana (Erasmus Huis), Sinartus Sosrodjojo (Advisor of PannaFoto), dan beberapa rekan dari PermataBank. (AWS/Foto: Radityo Widiatmojo)