Foto ibarat guidance atau menjadi “pintu gerbang” akan isu-isu tertentu agar publik mengetahui realitas sosial yang tengah terjadi di masyarakat. Karenanya, sangatlah penting bagi seorang fotografer untuk memahami bahwa foto yang dihasilkannya nanti bukan sekadar foto yang indah namun juga foto yang memiliki value dan kekuatan dari sisi semiotika visual.

Hal tersebut selalu ditekankan Hadi Winarto, Produser salah satu program dokumenter di Metro TV, yang kembali hadir di Kelas PPG Sesi ke-6 pada hari Selasa (29/10) di PermataBank Tower, Jakarta, dengan penyampaian materi berupa finalisasi proposal dan memperdalam riset sekaligus mengevaluasi proposal masing-masing peserta.

Sebagai mentor tamu (guest mentor), menurut Hadi rencana pemotretan sangatlah penting karena itu akan mempermudah fotografer dalam menentukan pilihan momen terbaik, terutama untuk mengantisipasi unpredictable moment saat berada di lapangan.

Rencana pemotretan yang maksimal tentunya hanya bisa didapat jika seorang fotografer mampu membuat proposal berisi rencana pemotretan yang matang, riset yang kuat, disertai dengan perencanaan budget yang detail.

“Jangan pernah datang hanya dengan membawa alat (kamera), lalu jepret-jepret, dan selesai. Anda harus datang dengan perencanaan dan suatu susunan berfikir yang nantinya akan menjadi kerangka dalam story yang akan Anda buat,” kata Hadi di hadapan para peserta PPG.

Di sesi kelas yang berlangsung selama tiga jam ini, Hadi juga mengevaluasi proposal para peserta yang sebelumnya telah direvisi dan diserahkan kembali ke mentor.

Dari hasi evaluasi tersebut, mentor menyampaikan beberapa poin berupa enam elemen penting yang nantinya bisa membantu para peserta untuk membuat proposal yang lebih mumpuni. Kelima elemen tersebut antara lain; Subjek Cerita (topic), Bangunan Cerita (Plot), Sudut Pandang (angle), Konflik dalam Cerita (Conflict), dan Kedalaman Riset (Research), dan terakhir adalah Budget. (AWS/foto: Radityo Widiatmojo).