Pada hari Selasa (15/12/2020) sepuluh penerima Permata Photojournalist Grant (PPG) 2020 kembali bertemu dalam ruang virtual untuk mengikuti Pelatihan Fotografi program PPG 2020. Pertemuan ketiga dari rangkaian pelatihan ini dibuka oleh mentor Yoppy Pieter (Fotografer Lepas dan alumni PPG 2011) yang menyampaikan materi bertajuk Developing Your Project: Make It Personal and Matter.

Kenapa ‘personal and matter‘? “Biasanya karya berangkat dari hal-hal yang dipedulikan dan memiliki kedekatan dengan pembuatnya. Dari situ, terbangun karya yang jujur,” ujarnya.

Selanjutnya Yoppy berbicara tentang headline karya. Ia menampilkan karya Sutanto Nurhadi Permana (PPG 2019) yang berjudul Waste Less. Kemudian peserta diminta untuk menuliskan apa kira-kira headline dari karya tersebut. Melalui latihan kecil ini, Yoppy menunjukkan bahwa headline memiliki peran penting dalam menyampaikan gagasan fotografer mengenai karyanya. Fotografer harus mampu menyampaikan gagasannya dalam satu kalimat yang singkat dan padat. Headline ini selanjutnya juga dapat membantu fotografer dalam menentukan visual yang ingin ditampilkan.

Sesi berikutnya masuk ke materi tentang mind mapping, di sini Yoppy mengajak peserta untuk memetakan pemikiran dan pengetahuan mereka tentang topik yang ingin mereka angkat ke dalam sebuah flowchart atau diagram. “Mind mapping bukanlah daftar frame yang akan difoto, namun lebih kepada metode dalam memahami suatu masalah,” tegas Yoppy.

Menurut pemaparan Yoppy, Mind Mapping dapat digunakan untuk, 1) Note-taking, kumpulan catatan yang dibuat saat riset, dapat berupa gambar, kata, dan angka; 2) Brainstorming, memetakan ide; dan 3) Organizing Information, untuk menyederhanakan informasi yang kompleks.

Sebelum menutup presentasinya, Yoppy memperlihatkan mind mapping karya personalnya yang berjudul Eastern Comma yang memperlihatkan headline dan cabang-cabang berisi informasi dan data yang ia dapatkan dari risetnya.

Setelah pemaparan materi dari Yoppy Pieter ini, peserta mendapatkan waktu sekitar enam puluh menit untuk membuat mind mapping karya mereka masing-masing. // Lisna Dwi Astuti