Pembukaan Pameran Foto Permata Photojournalist Grant XI COURAGE di WTC 2 Sudirman

Rabu, 14 Juni 2022 adalah hari pembukaan pameran foto COURAGE yang menampilkan karya 10 pewarta foto penerima Permata Photojournalist Grant (PPG) edisi ke-11. Seiring pelonggaran kegiatan sosial di Jakarta, pameran diadakan secara luring di Lobby Area World Trade Center (WTC) 2 Sudirman, Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31, Jakarta Selatan. 

Rangkaian acara diawali seremoni kelulusan peserta di Ruang Sabang 3, dibuka dengan sambutan dari Ibu Meliza Musa Rusli selaku Presiden Direktur PermataBank. Beliau mengapresiasi seluruh peserta, mentor, partner dan staf yang berkontribusi untuk keberlangsungan PPG XI. Selanjutnya, Ibu Meliza mewakili PermataBank memberikan piagam apresiasi pada PannaFoto yang diwakili oleh Ibu Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute), dilanjutkan oleh sambutan dari Ibu Ng Swan Ti. Selepas itu, piagam apresiasi diberikan kepada para peserta PPG XI dan dilakukan prosesi tanda tangan poster sebagai simbol penutupan program workshop PPG XI. Puncaknya, Felix Jody Kinarwan diumumkan sebagai penerima Best Work Permata dalam PPG XI. Kontributor Project Multatuli (Banten) ini menerima kamera Leica persembahan Leica Store Jakarta.

Hadirin kemudian diundang bergeser ke Lobby Area untuk acara pembukaan dan tur pameran PPG XI: COURAGE. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Richele Maramis selaku Head of Corporate Affairs PermataBank dan dilanjutkan penandatanganan poster oleh mitra program yang menandakan pembukaan pameran. 

Pecinta fotografi, para mentor, anggota media, serta kerabat peserta PPG XI menghangatkan area pameran dengan kehadiran mereka. Para peserta dengan antusias menceritakan cerita di balik karya foto mereka pada semua yang hadir. Langit sore yang cerah menghujani area pameran dengan cahaya yang lembut, membuat pameran terasa hidup. Pameran PPG XI: COURAGE dapat dikunjungi setiap hari dari pk 08.00 - 20.00 WIB hingga 8 Juli 2022. Ikuti akun Instagram @permataphotojournalistgrant dan @pannafoto untuk kabar terbaru seputar program publik yang akan diadakan selama periode pameran.


Webinar PYP: Karierku, Pilihanku

Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.

Kamis (09/06/2022), dua alumni Permata Photojournalist Grant berbicara mengenai suka duka dibalik penciptaan karya-karya foto jurnalistik yang disajikan untuk publik. Mereka akan membagikan bagaimana menempuh jalur karier sejak mereka mengenal fotografi hingga menjadi pewarta foto.

Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar sekaligus mengumumkan 10 peserta terpilih PYP. Mewakili PermataBank, Andre Sebastian mengucapkan terima kasih atas antusiasme fotografer muda yang telah mengikuti sesi webinar fotografi PYP 2022. “Kami juga senang dan sangat mengapresiasi antusiasme yang sangat besar dari sekitar 133 pendaftar dari berbagai kota di Indonesia”, ungkap Andre Sebastian. Bagi fotografer muda yang belum dapat mengikuti PYP 2022, Andre Sebastian memberi semangat untuk tetap berkarya, mengikuti seri webinar gratis dan mencoba lagi di tahun depan.  

Sesi webinar keenam ini dimoderatori oleh Fernando Randy, dan diisi oleh Ajeng Dinar Ulfiana serta Thoudy Badai Rifanbillah. Ajeng Dinar, visual jurnalis di Reuters untuk Indonesia, memulai sesi dengan berbagi bagaimana kecintaan pada fotografi membawanya pada karir yang ia tekuni sekarang. “Bagiku karir ini adalah hobi yang dibayar”, ujar Ajeng. Secara singkat ia menjelaskan apa itu profesi jurnalis, serta peran dan tanggung jawab pewarta foto. Kemudian ia membagikan nilai-nilai apa saja yang harus dipegang oleh seorang fotografer saat memasuki industri foto jurnalistik. Menurut Ajeng, penting bagi fotografer untuk tetap memperhatikan etika jurnalistik dalam mengambil gambar. Seperti memeriksa kebenaran informasi yang akan disampaikan, keakuratan dan dan kelengkapan dalam memotret subjek, tidak menyebutkan atau menampilkan korban kejahatan, serta bersikap independen dalam mewartakan sebuah peristiwa

Selanjutnya Ajeng membagikan salah satu karyanya yang berjudul ‘Mr X’. Karya yang memenangkan Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2017 ini bercerita tentang fenomena tunawan– pria yang meninggal tanpa identitas diri. Ia juga membagikan cerita foto bertajuk ‘250cc’, sebuah kisah tentang perjalanan buruh kontrak yang menilai motor ber-cc besar sebagai pencapaian status sosial. 

Thoudy Badai, pewarta foto di media Republika, lantas berbagi pengalamannya sebagai pewarta foto “angkatan Covid-19”. Ia menceritakan suka-duka pengalaman penugasan saat meliput kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia. Bagi Thoudy, menjadi pewarta foto itu perihal bertukar rasa. Perlu kedekatan dan pemahaman seorang seorang pewarta foto terhadap subjek yang ia liput. Hal ini penting untuk membangun rasa nyaman dan aman bagi narasumber. Ia juga menceritakan bagaimana profesi pewarta foto menuntutnya untuk cepat beradaptasi dengan dengan perkembangan teknologi, salah satunya dengan kemampuan mengoperasikan drone untuk mengambil gambar.

Dalam sesi tanya jawab, seorang fotografer muda bertanya bagaimana caranya untuk memulai karir sebagai jurnalis foto. Menurut Ajeng dan Thoudy, penting sekali untuk membangun relasi dan jaringan. Sebab banyak sekali pewarta foto lepas/independen yang karyanya mendunia meski tidak bernaung di bawah lembaga media.

Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute. 


10 Peserta Permata Youth Photostory (PYP) 2022: JOURNEY

Congratulations! Kami ucapkan selamat bergabung dalam Permata Youth Photostory (PYP) 2022: JOURNEY kepada 10 Fotografer Muda.

      • Alfian Romli, Mataram - Universitas Mataram & HIMIKOM UNRAM
      • Audrey Kayla Fachruddin, Jakarta - Universitas Katolik Parahyangan & POTRET UNPAR Bandung
      • Bahiroh Adilah, Jember - Fotografer Lepas
      • Febby Andriyani, Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala & Pers DETaK USK
      • Griselda Mahissa, Jakarta - Universitas Padjadjaran Bandung
      • Kintani Khairunnisa, Brebes - Politeknik Harapan Bersama Tegal
      • Kurnia Ngayuga Wibowo, Cirebon - Fotografer Lepas & ISP Jawa Barat
      • Reza Saifullah, Bogor - Universitas Indraprasta PGRI Jakarta
      • Vickram Sombu, Kupang - Universitas Nusa Cendana & Komunitas Film Kupang
      • Zamzami Mutamim, Jakarta - Univ. Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA & I-Fotografi UHAMKA

Tim Seleksi Abriansyah Liberto (Pewarta Foto Tribun Sumsel & Pemenang World Press Photo 2022 South East Asia & Oceania, Long-Term Project), Muhammad Fadli (Fotografer & Editor Foto), dan Ng Swan Ti (Managing Director PannaFoto Institute) menyaring 133 aplikasi yang masuk. Berkaitan dengan proses seleksi, para juri memberi catatan:

"Antusiasme para pendaftar workshop PYP tahun pertama ini sangat tinggi terlihat dari jumlah aplikasi yang masuk. Dalam mengikuti program seperti ini, saya menyarankan fotografer muda menyiapkan portfolio dengan beragam cerita sehingga lebih menarik." - Abriansyah Liberto

"Dalam melakukan seleksi peserta untuk workshop, saya tidak selalu memilih kandidat dengan karya yang sudah ‘jadi’. Ada satu dua portfolio yang kelihatannya tidak matang, tetapi mempunyai daya tarik tertentu. Tantangan menjadi tim seleksi adalah menemukan kandidat yang potensial berkembang, mereka yang sekiranya akan mendapatkan manfaat jika terpilih mengikuti program atau workshop tersebut." - Ng Swan Ti

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua Fotografer Muda yang telah mendaftarkan diri. Tetap semangat berkarya, untuk kembali mencoba tahun depan bagi yang belum terpilih.

Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.

 


Pameran Foto Permata Photojournalist Grant XI COURAGE

Merayakan dekade kedua dalam kolaborasi, PermataBank dan PannaFoto Institute meluncurkan edisi ke-11 Permata Photojournalist Grant (PPG XI), bertema COURAGE.  Tema ini melambangkan fase baru dalam perjalanan PPG, namun juga mewakili semangat yang kami harap dapat kita miliki dalam menjalani kehidupan, serta bangkit kembali dari kesulitan.

Kesepuluh peserta PPG XI diseleksi oleh Edy Purnomo (Fotografer dan Mentor PPG) dan Edwin Putranto (Editor Foto Republika). Mereka mengembangkan foto cerita mereka dalam bimbingan para mentor, yang memfasilitasi mereka selama hampir tiga bulan antara Februari hingga April 2022. Mentor PannaFoto dan alumni PPG yang membimbing para peserta adalah Edy Purnomo, Rosa Panggabean, Yoppy Pieter, dan Saša Kralj. Para peserta juga berkesempatan mengikuti sesi kelas bersama dua mentor tamu, Budi Setiyono dan Jenny Smets.

Kesepuluh penerima PPG XI adalah: 

  • Ahmad Tri Hawaari | Pos Kota - Jakarta
  • Andri Saputra | Harian Rakyat Sulsel - Makassar
  • Andry Denisah | Pewarta Foto Lepas - Kendari
  • Bhagavad Sambadha | Tirto.id - Jakarta
  • Felix Jody Kinarwan | Kontributor Project Multatuli - Banten
  • Feny Selly Pratiwi | ANTARA Foto - Palembang
  • Iqbal Firdaus | kumparan.com - Bekasi
  • Kavin Faza | Ayobandung.com - Bandung
  • Muhammad Zaenuddin | katadata.co.id - Jakarta
  • Virliya Putricantika | Bandungbergerak.id - Bandung

14 Juni – 8 Juli 2022
Pukul 08.00 – 20.00 WIB

WTC 2, Lobby Area,
Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31, Jakarta Selatan 
Terbuka untuk umum


Webinar PYP: Merekam Imaji dalam Musik

Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri Webinar Fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.

Kamis (02/06/2022), tiga fotografer membagikan pengalaman mereka merekam spektrum musik Indonesia. Tidak terbatas pada memotret aksi panggung sebuah grup musik, mereka berupaya mendokumentasikan musisi dan kehidupan mereka dalam foto-foto dan arsip tentang musik. 

Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) memberi sambutan dengan memberi semangat untuk fotografer muda dari semua kalangan agar mengikuti semua sesi webinar gratis. Beliau juga mengingatkan audiens untuk mengikuti akun instagram Permata Photojournalist Grant (PPG) yang baru saja diaktifkan.

Kurnia Yaumil Fajar memulai diskusi dengan memperkenalkan ketiga panelis. Pembicara pertama adalah Malahayati, fotografer dokumenter dan komersial yang tinggal di Jakarta, sekaligus co-founder Women Photograph Indonesia. Panelis kedua adalah Aziziah Diah Aprilya, fotografer lepas bertempat tinggal di Makassar. Ia belajar dan bekerja bersama Tanahindie, institusi riset perkotaan, dan Yayasan Makassar Biennale. Panelis ketiga adalah Gevi Noviyanti, fotografer asal Cirebon, lulusan studi Etnomusikologi ISI Yogyakarta dan salah satu pengurus Kelas Pagi Yogyakarta.

Gevi Noviyanti berbagi tentang pengalamannya sebagai fotografer musik. “Dengan perkembangan teknologi, saat ini penonton secara aktif ikut mendokumentasikan pertunjukan musik di atas panggung,” ujarnya. Ia tak hanya memotret aksi pemusik, namun juga kerap membidik pengalaman penonton saat mengambil gambar atau merekam musisi idola mereka. Tantangan seorang fotografer musik adalah mampu menangkap suasana pertunjukan secara keseluruhan; aksi musisi di atas panggung, interaksi musisi dan penonton, keunikan riders musisi, kesibukan staff di belakang panggung, hingga aksi drummer yang biasanya duduk di area paling belakang.

“Seringkali setelah mendapatkan foto-foto ‘aman’, fotografer jadi punya kesempatan untuk bereksperimen dengan gaya visual sesuai keinginan mereka”, ungkap Malahayati. Tak hanya foto-foto aksi panggung musisi, ada berbagai insiden di belakang panggung yang Malahayati sempat dokumentasikan. Sayangnya, ia menyimpan foto-foto itu di compact disc (CD) yang saat ini tidak bisa lagi diakses karena rusak. Merefleksikan hal tersebut, teknik pengarsipan musik menjadi sangat penting.

Pengarsipan visual dapat menjadi referensi bagi musisi atau siapapun yang tertarik dengan musik. “Pendokumentasian musik di Indonesia itu penting sekali, sebab ternyata banyak sekali peristiwa musik yang luput kita catat”, ucap Aziziah atau yang akrab dipanggil Zizi. Ia dan Tanahindie fokus meneliti isu-isu urban di wilayah Indonesia Timur. Di 2019 mereka mengerjakan film dokumenter tentang 100 tahun musik populer di Makassar berjudul “Bunyi Kota”. Dari proyek itu Zizi tersadar jika musik bukan hanya sekadar nada, irama, lirik lagu, atau pemanggungan. Ternyata dari cover album, distribusi kaset/CD, peran komunitas musik hingga situasi politik saat itu penting untuk diarsipkan.

Menggunakan fotografi, Zizi mengarsipkan sejarah kota lewat pertumbuhan musik. Ia berharap foto-foto/arsip ini dapat menjadi pintu masuk yang menyenangkan untuk membicarakan perkembangan musik di Makassar atau kota-kota lain. Melalui arsip tersebut, non-musisi atau orang yang aktif di skena musik dapat mengetahui perkembangan kotanya. “Saya juga merasa arsip ini dapat hidup kembali dalam bentuk yang lain”, imbuh Zizi. Gagasan itu ia nyalakan lewat pameran arsip budaya pop 80-an bertajuk ‘Kawula Ria’.

Saat berproses pengerjaan Kawula Ria, Zizi bertemu dengan musisi/fotografer/mantan penyiar radio di era 70-an bernama Opa Ferial. Tak hanya memotret acara pernikahan, Opa Ferial ternyata tekun mengarsipkan foto-foto bioskop tua di Makassar. “Orang seperti Opa Ferial– orang yang sadar akan pendokumentasian dan arsip, harus ada banyak. Bagi saya ini bisa menjadi salah satu bagian dari pencatatan sejarah. Buku sejarah di sekolah hanya menceritakan pahlawan dan peristiwa besar. Sedangkan membaca sejarah dari fragmen budaya pop ternyata menyenangkan dan penting. Bukan saja untuk menghindari narasi tunggal, tapi juga untuk melihat bahwa di satu masa ada banyak sekali hal yang terjadi dan saling mempengaruhi ”, tutup Zizi.

Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute.


Webinar: Keluar Tumbuh Liar

Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.

Selasa (24/05/2022), pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi, Anton Ismael, berbagi mengenai filosofi pendidikan khususnya di dunia fotografi yang ia percayai dan lakukan sebagai insan kreatif. Dengan berani, Anton menerobos pakem dan tradisi dalam kekaryaan demi menemukan suatu kreativitas baru.

Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar dengan berharap para fotografer muda untuk mengikuti semua sesi webinar dan mendaftarkan diri ke PYP 2022 agar mendapat sesi pelatihan yang lebih intensif.

“Keluar Tumbuh Liar” bermula dari nama salah satu karya foto seputar rumah oleh Anton Ismael. Saat bekerja sebagai fotografer komersial di Third Eye Space, Anton tidak hanya menekan tombol rana dan mengarahkan model, ia juga kerap merefleksikan cerita kehidupan orang-orang yang ia temui. Hingga akhirnya di satu titik, ia merasa kesal dengan sistem pendidikan dan bertekad untuk membuat sebuah institusi pendidikan dengan sistem yang ia sukai. Kelas Pagi Jakarta lahir dengan support sistem bentukan Anton Ismael. “Kelas Pagi sebenarnya bukan sekolah fotografi tapi institusi mental. Karena menurut saya, fotografi mencerminkan pola pikir kita”, ujar Anton Ismael. Salah satu pengembangan karakter yang dilakukan siswa Kelas Pagi Jakarta adalah berani mempresentasikan karya mereka di atas KRL. Dengan menyadari pola pikir kita, kita bisa menyadari kelemahan dan kekuatan kita. Kelas Pagi tidak hanya hadir di Jakarta, tapi juga di Yogyakarta, Kediri dan Papua.

“Keluar Tumbuh Liar” belajar dari melihat dan berdiskusi bersama teman-teman dari Kelas Pagi dengan banyak latar belakang. “Keluar Tumbuh Liar” adalah refleksi Anton Ismael terhadap kehidupan domestiknya dan sebuah usaha untuk mendobrak batasan nilai/norma keluarga. 

Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute.


Seri Webinar Fotografi | Karierku, Pilihanku

 


Kamis, 9 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara:  Ajeng Dinar, Thoudy Badai Rifanbillah
Host: Fernando Randy
Daftar via bit.ly/WEBINAR6PYP2022

Dua alumni Permata Photojournalist Grant berbicara mengenai suka duka dibalik penciptaan karya-karya foto jurnalistik yang disajikan untuk publik. Mereka akan membagikan bagaimana menempuh jalur karier sejak mereka mengenal fotografi hingga menjadi pewarta foto.


Ajeng Dinar Ulfiana lulus dari studi sarjana Sains Komunikasi. Ia memulai karier di dunia fotografi sebagai pewarta foto di Katadata.co.id (2018), kemudian bekerja di kantor berita Reuters (2019-2022). Ia mempelajari jurnalisme foto di Creative Forum (2014), kemudian mendalami proses membuat cerita foto di STEP Aqua (2015) dan PannaFoto Institute Mentorship (2016). Ia pernah memenangkan Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2017), dan terpilih menjadi salah satu peserta Permata Photojournalist Grant (2018). 

Fernando Randy adalah seorang alumni Permata Photojournalist Grant (2012). Di tahun yang sama, ia terpilih mengikuti lokakarya bersama fotografer senior asal Inggris, Martin Parr. Dalam kerja sama dengan beberapa fotografer, ia telah menerbitkan dua buku foto berjudul Repertoar dan Atmosphere. Fernando berpengalaman sebagai pembicara mengenai street dan sport photography di berbagai kampus.

Thoudy Badai Rifanbillah adalah seorang pewarta foto di media Republika. Ia mengenal dunia fotografi saat kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung dan bergabung bersama komunitas foto Photo's Speak. Ia mengawali karier sebagai pewarta foto pada tahun 2019 di Harian Republika dengan desk peliputan mengenai isu sosial budaya, metropolitan, dan nasional. Ia pernah mengikuti Workshop XL Axiata Photojournalist Mentorship (2020), juga berpartisipasi sebagai pameris di Solo Photo Festival (2020). Di tahun yang sama, ia terpilih menjadi salah satu peserta Permata Photojournalist Grant.


Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org

Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.

Jadwal Seri Webinar PYP

Mitra PYP 2022

Seri Webinar Fotografi | Merekam Imaji dalam Musik


Kamis, 2 Juni 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Aziziah Diah Aprilya, Gevi Noviyanti, Malahayati (Teman Women Photograph Indonesia)
Host: Kurnia Yaumil Fajar
Daftar via bit.ly/WEBINAR5PYP2022

Tiga fotografer membagikan pengalaman mereka merekam spektrum musik Indonesia. Tidak terbatas pada memotret aksi panggung sebuah grup musik, mereka berupaya mendokumentasikan musisi dan kehidupan mereka dalam foto-foto dan arsip tentang musik. 


Aziziah Diah Aprilya adalah seorang fotografer lepas. Zizi juga belajar dan bekerja bersama Tanahindie, institusi riset perkotaan, dan Yayasan Makassar Biennale. Ia berperan sebagai Asisten Kurator untuk Makassar Biennale (2021) dan Kurator untuk ‘Kawula Ria’, pameran arsip era 80-an (2022).

Gevi Noviyanti adalah fotografer asal Cirebon yang lulus dari studi Etnomusikologi. Later belakang pendidikannya banyak memengaruhi praktik fotografinya. Proyek personalnya berfokus pada seni dan budaya dalam lensa gender dan kelompok rentan. Ia juga merupakan pengurus Kelas Pagi Yogyakarta.

Kurnia Yaumil Fajar lahir pada 1996 di Jakarta. Kariernya dalam budaya visual berfokus pada praktik publikasi, kurasi, dan menulis. Pada 2018, ia bersama empat kolega memulai SOKONG! (sokongpublish.com), sebuah publikasi fotografi yang berdedikasi memberikan wadah untuk praktisi fotografi muda. 

Malahayati adalah fotografer dokumenter dan komersial yang tinggal di Jakarta. Karya fotonya pernah dimuat di berbagai media, termasuk Tempo, National Geographic Inodnesia, dan Asian Geo. Ia pernah berpameran tunggal di Instituto Italiano di Cultura, Jakarta pada 2008, juga berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok, termasuk di Jakopič Gallery, Ljubljana, Slovenia (2020) dan Photo Demos di Jakarta International Photo Festival (JIPFest, 2021). Ia menjabat ketua Women Photograph Indonesia.


Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org

Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.

Jadwal Seri Webinar PYP

Mitra PYP 2022

Webinar PYP: Haze

Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.

Kamis (19/03/2022) seri webinar ketiga, dipandu oleh Mamuk Ismantoro (fotografer dokumenter), fotografer Abriansyah Liberto bercerita mengenai proses pengerjaan proyek foto dokumenternya yang berjudul Haze, mengenai fenomena kebakaran hutan dan dampaknya pada masyarakat Sumatra Selatan. Karya ini memenangkan World Press 2022 Photo Contest kategori Long-Term Projects di area Asia Tenggara dan Oseania. 

Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar dengan mengungkapkan kegembiraannya terhadap antusiasme penikmat fotografi muda dan apresiasinya pada Abriansyah Liberto, alumnus Permata Photojournalist Grant (PPG) yang memenangkan World Press 2022 Photo Contest.

Abriansyah Liberto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015) dan Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2018).

Abriansyah Liberto, atau yang kerap disapa Berto, mulai mengerjakan proyek foto Haze karena kegelisahan pribadi pada 2015 saat Palembang dilanda kabut asap selama berbulan-bulan. Keresahannya semakin kuat ketika anak keduanya lahir saat kabut asap yang pekat menyelimuti kota Palembang. Akhirnya ia membuat cerita foto sebagai bentuk kritik konstruktif pada pemerintah. 

Haze disajikan dengan pendekatan foto hitam putih karena Berto ingin menggugah rasa simpati dan empati yang dirasakan saat terjadi bencana kabut asap. Foto hitam putih tidak sekadar foto monokrom, namun memiliki serangkaian skala abu-abu yang menghasilkan spektrum hitam dan putih. Proses editing hitam putih memerlukan ketelitian untuk benar-benar melihat gelap terang dari sebuah foto. 

Berto lalu menjelaskan satu persatu cerita dibalik setiap foto di rangkaian cerita foto Haze. Ia juga membagikan pengalamannya saat bertandang ke Amsterdam dalam rangka mengikuti acara dan pameran foto World Press 2022. 

Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute. 


Webinar PYP: Fotografi dan Masyarakat

Program terbaru Permata Bank dan PannaFoto Institute, Permata Youth Photostory (PYP) 2022, diramaikan dengan seri webinar fotografi Permata Youth Photostory 2022 (17 Mei - 30 Juni). Di seri ini, para pelaku fotografi dapat mencari inspirasi dengan mendengar lebih banyak JOURNEY dari para praktisi fotografi yang berpengalaman.

Rabu (18/03/2022) seri webinar kedua diisi oleh beberapa anggota kolektif Arkademy dengan topik “Fotografi dan Masyarakat” yang dipandu oleh Arif Furqan (pengajar dan peneliti) dan panelis; Ben Laksana, Kurniadi Widodo, Rara Sekar. Arkademy adalah kolektif fotografi yang berfokus pada pendidikan fotografi dengan pendekatan kritis, reflektif dan lintas disiplin. Anggota kolektif memiliki beragam latar belakang profesi: fotografer dokumenter, edukator, peneliti, dan kurator. Mereka tertarik untuk mendalami fotografi sebagai medium untuk memahami fenomena-fenomena sosial yang ada di masyarakat, peran dan pengaruh fotografi dalam masyarakat serta relasi fotografi dan/atau fotografer dengan masyarakat.   

Andre Sebastian (VP, Head of External Communications) membuka sesi webinar dengan menyampaikan aspirasi Permata Bank untuk memperluas jangkauan pendidikan fotografi ke generasi yang lebih muda. Selanjutnya, dalam sesi ini, panelis akan mengurai hubungan fotografi dengan masyarakat melalui studi referensi sejarah visual fotografi dan memahami peran fotografi sebagai pengetahuan di masyarakat menggunakan kerangka berpikir sosial-budaya.

Rara Sekar membuka sesi presentasi dengan pertanyaan, bagaimana hubungan fotografi dan masyarakat penting untuk dipahami? Ia lalu menyinggung perkembangan teknologi kamera yang sangat demokratis karena setiap orang memiliki akses terhadap kepemilikan kamera. Didukung dengan perkembangan media sosial, masyarakat Indonesia semakin menjadi masyarakat visual. Ben Laksana kemudian mengurai secara singkat peran fotografi sebagai medium pengetahuan dan alat komunikasi yang tidak netral. Ada konteks sudut pandang/keberpihakan fotografer, lingkungan, sosial, politik, budaya, ekonomi, dll yang menambah ketidaknetralan sebuah foto. Persepsi masyarakat akan ‘kebenaran’ dan ‘keindahan’ turut dipengaruhi oleh fotografi sebagai medium visual.  

Fotografi, secara sadar atau tidak sadar, telah membentuk dan/atau mengubah banyak hal di sekitar kita; apa yang kita inginkan, membentuk siapa diri kita, kemana kita ingin pergi dan apa yang kita ingin lakukan di tempat yang kita kunjungi, membentuk apa yang kita ingat (bahkan ingatan yang tidak kita alami), juga apa yang kita anggap baik dan/atau buruk. “Fotografi memang akhirnya menjadi bagian yg sangat penting dalam mengaktualisasikan diri kita, secara personal maupun profesional”, terang Rara Sekar.

Selanjutnya, Kurniadi Widodo memaparkan contoh foto dan proyek foto cerita tentang hal-hal yang kita bicarakan (dan tidak) ketika kita membicarakan fotografi. Dari pemaparan tersebut, semakin jelas jika untuk dapat memahami fotografi dengan lebih reflektif dan kritis, diperlukan pengetahuan non-fotografis. Singkatnya, selain pemahaman akan fotografi dalam menciptakan maupun membaca karya, dibutuhkan pengetahuan, pendekatan dan pengalaman historis, kultural dan politis – lintas disiplin, untuk mempertajam baik pengkaryaan maupun pembacaan atas foto.   

Kunjungi permata-photojournalistgrant.org untuk mendapat inspirasi dari para praktisi fotografi yang berpengalaman melalui seri program fotografi oleh PannaFoto Institute. 


Seri Webinar Fotografi | Keluar Tumbuh Liar


Selasa, 24 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Anton Ismael (Kelas Pagi)
Host: Ng Swan Ti
Daftar via bit.ly/WEBINAR4PYP2022

Pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi, Anton Ismael, akan berbagi mengenai filosofi pendidikan khususnya di dunia fotografi yang ia percayai dan lakukan sebagai insan kreatif. Dengan berani, Anton menerobos pakem dan tradisi dalam kekaryaan demi menemukan suatu kreativitas baru.


Anton Ismael adalah pendiri komunitas fotografi Kelas Pagi dan Creative Director di studio kreatif yang berkecimpung di dunia komersial, Third Eye Space. Ia memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di dunia fotografi, dan lebih dari 10 tahun sebagai pengajar.

Ng Swan Ti, Managing Director PannaFoto Institute, merintis kariernya sebagai fotografer pada 2002. Karya-karyanya pernah dipamerkan di Noorderlicht Festival, Jakarta Biennale, serta Lumenvisum. Buku foto pertamanya, Illusion, terbit pada 2014.


Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org

Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.

Jadwal Seri Webinar PYP

Mitra PYP 2022

Seri Webinar Fotografi | Cerita Foto: Haze


Cerita Foto: Haze

Kamis, 19 Mei 2022 | 16.00 - 17.30 WIB
Pembicara: Abriansyah Liberto
Host: Mamuk Ismantoro
Daftar via bit.ly/WEBINAR3PYP2022

Fotografer Abriansyah Liberto akan bercerita mengenai proyek foto dokumenternya yang berjudul Haze, mengenai fenomena kebakaran hutan dan dampaknya pada masyarakat Sumatra Selatan. Karya ini memenangkan World Press 2022 Photo Contest kategori Long-Term Projects di area Asia Tenggara dan Oseania. 


Abriansyah Liberto memulai karier sebagai pewarta foto pada 2009. Lulusan Universitas Sriwijaya Jurusan Teknik Elektro ini memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan lingkungan. Ia kini bekerja di media Tribun Sumsel. Ia pernah memenangkan beberapa penghargaan fotografi, termasuk Adinegoro Award (2015) dan Anugerah Pewarta Foto Indonesia (2018).

Mamuk Ismantoro adalah fotografer dokumenter berbasis di Jawa Timur. Mamuk juga aktif  menulis dan mengajar fotografi, khususnya foto jurnalistik. Buku fotonya yang berjudul Tanah yang Hilang (2014) dan diterbitkan PannaFoto merekam kejadian luapan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.


Info lebih lanjut
Asa (0858 8812 7367)
www.permata-photojournalistgrant.org

Sejumlah institusi pendidikan, dan komunitas fotografi mendukung penyelenggaraan Permata Youth Photostory (PYP) 2022, antara lain Universitas Katolik Parahyangan, Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama, Fotografi ISI Padang Panjang, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Arkademy, Kelas Pagi dan Women Photograph Indonesia.

Jadwal Seri Webinar PYP

Mitra PYP 2022